Kerawang, Teritorial.Com – Teka- teki hilangnya perekam suara kokpit atau Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang pada 29 Oktober 2018 lalu terjawab sudah. Ditemukan Senin (14/1/2019) pagi kemarin, CVR Lion Air tersebut berkat diterjunkanya kapal perang TNI AL KRI Spica-934.
Adapun Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) membenarkan bahwa KRI Spica-934 memang memiliki kemampuan khusus untuk mendetaksi dasar laut yang mempermudah pencarian CVR tersebut. Sehingga Tak butuh lama, KRI Spica-934 berhasil menemukan CVR Lion Air JT-610 pada posisi koordinat 05 48 46,503 S -107 07 36,728 T di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Penemuan CVR Lion Air JT-610 patut diapresiasi. Penemuan ini diharapkan bakal menjawab penyebab jatuhnya pesawat rute Jakarta-Tanjungpinang yang menewaskan 189 orang itu. Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Kapushidrosal) Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro, mengungkapkan, KRI Spica-934 memiliki peralatan bawah air dengan teknologi canggih.
Saat operasi pencarian keberadaan CVR Lion Air JT-610, kapal ini membawa alat yang lengkap seperti Multibeam Echosounder (MBES), Sub Bottom Profiling (SBP), Magnetometer, Side Scan Sonar, ADCP serta peralatan HIPAP yang mampu mendeteksi sinyal dari black box dari Lion JT-610.
Mengenal Kecanggihan KRI Spica-934, Penemu CVR Lion Air JT-610
Dari berbagai sumber, KRI Spica adalah Kapal Bantu Hidro Oseanografi kedua milik TNI AL yang diproduksi galangan OCEA, Les Sables-d’Olonne, Perancis. Spica diambil dari nama bintang yang paling terang pada rasi bintang Virgo. (Baca juga: Penyelam Penemu CVR Lion Air JT-610 Bakal Diberi Penghargaan)
KRI Spica adalah kapal perang jenis Bantu Hidro-oseanografi (BHO). Adapun KRI Spice-934 merupakan kapal jenis Multi Purpose Research Vessel (MPRV). KRI Spice 934 merupakan kapal kedua yang didatangkan dari Prancis setelah sebelumnya TNI AL mendatangkan KRI Rigel-933.
KRI Spice 934 terbuat dari alumunium dengan bobot 560 ton, panjang 60,1 meter, dan lebar 11,5 meter. Kapal ini dilengkapi peralatan Autonomous Underwater Vihiche (AUV), yaitu robot yang bekerja melakukan tugas tertentu atau berfungsi melaksanaan pencitraan (observasi) bawah laut. (Baca juga: CVR Ditemukan, Misteri Penyebab Jatuhnya Lion Air JT-610 Terungkap?)
Kapal Ini juga dilengkapi Remotely Operated Vehicle (ROV) atau robot bawah laut yang dikendalikan dari jarak jauh; Side Scan Sonar (SSS), yanki sistem peralatan survey kelautan yang menggunakan teknologi akustik; Laser Scaner untuk mendapatkan gambaran daratan; serta Automatic Weather Station Echosounder Multibeam.
Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL juga biasa menggunakan KRI Spice 934 melakukan operasi survei dan pemetaan (opssurta) Hidro-Oseanegrafi di perairan laut Indonesia. Survei tersebut dilakukan dalam rangka mengumpulkan data kelautan untuk kepentingan keselamatan pelayaran dan kepentingan pertahanan negara. Pemetaan dilakukan dengan pengukuran kedalaman laut (bathimetry), pencitaraan dasar laut, pengkuran pasang surut air laut, pengukuran arus dan gelombang laut, pengukuran sedimentasi, serta pengambilan contoh dasar dan air laut.