JAKARTA, Teritorial.com – Wakil Direktur Imparsial Ardi Manto Adiputra menilai mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa cukup berpotensi menjadi RI 1.
Pasalnya, menurut Ardi, kedua sosok tersebut memiliki popularitas yang cukup lumayan saat mengemban jabatan strategis militer tanah air.
Kendati demikian, menurut Ardi, kedua sosok tersebut harus bebas dari tuduhan terlibat pelanggaran HAM selama menjadi prajurit dan bebas dari isu korupsi.
“Perlu ada mekanisme penyaringan yang dibuat oleh penyelenggara pemilu dengan melibatkan masyarakat secara luas,” kata Ardi, Selasa (26/10).
Tidak hanya itu, dirinya juga menilai masyarakat patut turut serta memantau dan menilai apakah sosok-sosok dari klaster militer layak menjadi presiden.
“Mekanisme ini bisa dipakai untuk menentukan apakah para mantan prajurit TNI tersebut layak maju dalam kontestasi politik pilpres atau tidak,” ujarnya.
Terakhir, menurut Ardi, catatan terkait reformasi TNI selama kepemimpinan mantan prajurit TNI tersebut juga perlu menjadi pertimbangan untuk menjabat sebagai presiden.
“Apakah selama kepemimpinannya di TNI terjadi proses reformasi dan demokratisasi di tubuh TNI atau tidak, bahkan jika terjadi set back, ini akan jadi catatan buruk,” tuturnya.
Seperti diketahui, Lembaga Poltracking Indonesia memunculkan dua nama yang jarang masuk ke dalam bursa capres yakni Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa.
Kedua Jenderal tersebut juga menduduki peringkat ke-9 dan ke-10 dari nama-nama yang dimasukan oleh Lembaga Poltracking Indonesia dan mendapat nilai elektabilitas 1,12 persen.
Selain itu, survei terseut juga dilakukan dengan metode semi terbuka atau dengan cara menawarkan nama-nama capres yang berpotensi menjadi presiden dalam Pemilu 2024.