Kapolri Sebut Penyerangan KKSB di Papua Bentuk Intimidasi Politik Jelang Pilkada

0

Timika, Teritorial.Com – Dua kali persitiwa penembakan kapal yang dilakukan oleh kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) memberikan rasa takut hingga kekhawatiran mendalam bagi warga. Persitiwa ini menjadi pertanyaan besar soal stabilitas politik dan keamanan di Papua terutama jelang Pilkada 2018 yang sebentar lagi akan dilaksanakan.

Belum diketahui secara pasti soal mitif penembakan yang dilakukan oleh KKSB terhadap pesawat Trigana Air, namun dapat disimpulkan bahwa aksi penembakan pesawat hingga menimbulkan satu korban Cpt Pilon tersebut sangat berbau politis, lantaran diketahui bahwa Trigana Air saat itu tengah mengangkut logistik untuk Pilkada yang dijaga ketat oleh Brimob.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut penembakan pesawat Trigana Air yang ditembak KKSB di Bandara Kenyam memanfaatkan momen Pilkada. Tito menyebut kelompok tersebut sengaja mengeluarkan intimidasi untuk memilih paslon tertentu.

“Kemudian kita tahu bahwa di daerah ini ada kelompok bersenjata di Nduga dulu kelompok ini pernah menyandra orang. Jadi kelompok-kelompok senjata ini sering dikasih tugas, dimanfaatkan atau juga ikut memanfaatkan situasi pilkada,” kata Tito di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (25/6).

Kondisi Pasca Penyerangan KKSB

Pasca serangan KKSB tersebutm situasi di Kabupaten Nduga, Papua mendadak mencekam Warga pun kini mengungsi ke Koramil dan Polsek setempat. Dari keterangan  Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal di Jayapura, Senin (25/6/2018). Setelah menembaki pesawat Trigana Air para KKSB tersebut kemdian membunuh 3 warga sipil.

Tiga Warga korban tersebut merupakan pedagang dan pemilik kios di ujung timur Bandara Kenyam. Pasukan Brimob yang tengah melakukan pengejaran terhadap KKSB tersebut tidak juga luput dari sasaranya. Dari informasi yang berhasil dihimpun satu orang anggota Brimob kini dilarikan ke RS lantaran terluka parah saat melakukan operasi pengejaran KKSB tersebut.

Untuk mengatasi ketengangan tersebut, segera anggota pasukan pengaman dari Yonif 755/Yalet bersama Brimob kini tengah berjaga, dan terus melakukan upaya pengejaran dan penangkapan untuk membongkar motif dibalik kasus penyerangan terhadap Trigana Air pesawat yang dicarter untuk mengangkut Logistik Pilkada.

“Benar saat ini situasi Wilayah Kenyam masih kurang kondusif, seluruh aktivitas berhenti. Sebagian warga khususnya masyarakat pendatang mengungsi ke Koramil Kenyam untuk mendapatkan perlindungan,” ujar Kapendam Cendrawasih Letkol Inf M Aidi, di Papua, Senin (25/6/2018).

Setelah melakukan penyisiran pascapengejaran, polisi menemukan warga yang menjadi korban sebanyak lima orang. Tiga orang meninggal dunia dan dua lainnya mengalami luka parah.

Korban meninggal bernama Henrik Sattu (35) selaku pemilik kios yang mengalami luka tembak, Margaretha Pali (20) istri Henrik yang mengalami luka sabetan parang, dan Zaenal Abidin (28) pedagang yang mengalami luka tembak. Sementara itu, korban luka yang hingga kini masih di rawat ialah Arjun (6) yang merupakan anak Henrik serta anggota Brimob Baharada Bonardo Hutahayan (23).

“Pukul 16.15 WIT, korban telah dievakuasi ke Timika menggunakan pesawat. Tiga korban yang meninggal dunia telah dilakukan visum, dan dua korban luka-luka masih menjalani perawatan secara intensif di Rumah Sakit Mitra Sehat Timika, Kabupaten Mimika, Papua,” ucap Kamal. (SON)

Share.

Comments are closed.