Jakarta, Teritorial.Com – Kapusdatin Kementerian Pertahanan Marsma TNI Yusuf Jauhari merespon positif perhatian khusus Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto terhadap perang siber atau Cyber warfare.
Yusuf menilai perang siber atau cyber warfare memang harus menjadi perhatian penting lantaran bisa berujung pada terganggunya stabiltas negara kesatuan republik Indonesia.
“Seperti adanya ransomeware yang memang ujung stabilitas negara. Misalnya dia menghatam perbankan kepercayaan publik menjadi hilang. Misalnya BI (Bank Indonesia) mengadu saya kena dan hilang sekian. Kan jadi masalah,” ujar Hadi kepada Teritorial.Com Jumat (8/12).
Kumudian, Yusuf mengungkapkan, belum lagi dampak – dampak yang terasa langsung seperti serangan ransomeware kepada objek vital negara. Yusuf mengungkapkan tinjauan ke arah tersebut mulai terasa penting.
“Belum lagi dalam situasi asimetris. Cyber bisa menjadi operasi yang efektif, murah namun masif untuk menjalankan hal tersebut,” jelas dia.
Yusuf juga mengaku optimistis pernyataan Panglima Marsekal Hadi juga akan dapat membuat sinergi – sinergi lembaga pertahanan lain untuk lebih waspada terhadap perang cyber.
“Itu akan jadi perhatian, karena TNI menyampaikan hal itu langsung jadi semua akan bekerja secara autometic. Dia juga akan jadi leading sektor di sisi operasional pertahahan karena semua akan merefensi itu dan itu akan jadi pertahanan formal,” tandas Yusuf.
Panglima Dengan Persepektif Cyber.
Marsekal Hadi dalam pemaparannya di uji kepatutan dan kelayakan di Komisi I DPR RI, Rabu (6/12) sempat menyinggung soal perang siber atau cyber warfare yang menjadi ancaman serius bangsa.
Hadi menegaskan perang siber atau Cyber warfare merupakan ancaman serius keamanan nasional yang harus dihadapi di era informasi saat ini.
Menurut Hadi dimensi siber yang dihuni hampir dua pertiga aspek kehidupan manusia modern perlu adanya pengamanan.
“Hal tersebut menunjukan bahwa keamanan dimensi siber harus menjadi pertimbangan utama dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pertahanan dan kemanan nasional,” ujarnya.
Laporan : Sony.