Jakarta, Teritorial.Com – Menteri Pertahanan RI Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto didampingi Sekjen Kemhan Laksdya TNI Agus Setiadji, S.A.P., M.A. beserta seluruh pejabat tinggi Kemhan dan Universitas Pertahanan (Unhan) menghadiri kunjungan kerja di Universitas Pertahanan, Bogor Kawasan IPSC, Senin (28/10).
Dalam kunjungan perdananya di Unhan Kampus Bela Negara, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menggarisbawahi beberapa hal yang nantinya akan menjadi perhatian utama bangsa Indonesia terutama dari bidang keilmuan pertahanan di Indonesia.
Pertama sebagai lembaga pendidikan yang menghadirkan ilmu sebagai landasan utama, Unhan harus dapat melahirkan calon-calon pemimpin yang memiliki sifat dan jiwa kepemimpinan strategis yang mampu berinovasi, menganalisis, berani mengambil resiko dan memiliki integritas serta kesetiaan yang tinggi terhadap bangsa dan negara.
“Kita butuh pemimpin-pemimpin yang berani strategis, untuk itulah kita butuh lembaga pendidikan yang benar-benar mampu untuk memberikan pemahaman secara keseluruhan tentang cara bagaimana memimpin sebuah negara dapat bertahan dan terus maju tumbuh dan berkembang demi Indonesia yang maju dan berdaulat,” tegas Menhan.
Indonesia sebagai negara dunia ke-3 yang tergolong cukup maju diabndingkan dengan negara lainnya di ASEAN dan belahan benua lainnya tentunya akan banyak menghadapi tantangan dan ancaman yang ingin memcah-belah persatuan dan keutuhan NKRI. Mengingat hal tersebut Ilmu pertahanan atau dengan kata yang lebih konvensional adalah ilmu perang tentunya akan membuat manusia untuk terus berinobasi dan memperkuat diri.
Dalam pandangan ahli perang Yunani Thuncydides, Menhan Prabowo memperingatkan bahwa perang pada dasarnya tidak dibisa dilatih, secara teknis perang dapat diajarkan namun perang adalah tentang pemikiran alamiah manusia. Perangan tidak bisa dihentikan, perang akan terus bertransformasi disepanjang peradaban manusia.
Baginya, Panglima perang jika tidak didukung oleh ahli ahli yang hebat dia akan kalah sebelum letusan terjadi. Sejarah berulangkali membuktikan bahwa perang menuntut manusia untuk selalu bersiap diri akan berbagai ancaman yang datang. Untuk itulah dibutuhkan ahli-ahli perang yang akan terus berjuang dalam menganalisis berbagai bentuk komponen dan sumber daya pertahanan yang ada sebagai benteng dan senjata pertahanan negara.
Prabowo juga meminta agar Unhan sebagai Kampus Bela Negara harus difasilitasi dengan berbagai ilmu dasar tentang sejarah perang. Hal tersebut penting lantaran hampir disemua negara-negara besar seperti Amerika, China, Rusia dan Negara Eropa lainnya sejarah perang hal yang wajib dipelajari untuk terus berevolusi memngikuti berbagai bentuk perang-perang modern yang jauh lebih kompleks.
Adapun dalam penerapannya, Negara untuk saat ini sudah harus menyadari bahwa alokasi anggaran untuk pertahanan sejatinya bukanlah sebuah pengeluaran melainkan investasi. Bicara anggaran pertahanan, seharusnya berapapun negara setidaknya harus mampu untuk menopang dengan berbagai sumber yang ada.
Stabilitas negara akan sangat ditentukan oleh seberapa kuat negara tersebut membangun sebuah sistem pertahanan yang disegani oleh negara-negara disekitarnya. Stabilitas dibutuhkan untuk pembangunan negara menyongsong keadilan serta kesejahteraan bagi rakyat, dengan satu catatan jika semua terkendali dan jika Indonesia memiliki kemampuan yang memadai dalam mengamankan berbagai aspek strategis yang dimiliki.