Jakarta Teritorial.com – Sudah menjadi tugas pokok dan tanggungjawab bagi seoarang TNI untuk menjaga kedaulatan demi keutuhan NKRI. Berbagai bentuk latihan, taktik perang, teknologi persenjataan hingga penguasaaan medan tempur sudah merupakan keahlian yang melekat dalam setiap diri Prajurit TNI. Berikut ini merupakan daftar pasukan elit TNI terberat yang saat ini dimiliki oleh Indonesia.
- Ada 3 tahap pendidikan dasar yang berlangsung selama 20 hari terutama saat penyeleksian prajurit elit Kopassus, yakni latihan dasar komando, penjelajahan dan survival di dalam gunung dan hutan, serta pendaratan laut
- Tahapan yang paling sulit dirasakan oleh prajurit adalah ketika sesi pelolosan dan kamp tawanan yang berlangsung selama 1 hari penuh. Mereka akan dilepaskan satu persatu dari tempat rahasia yang berada di Pulau Nusakambangan, Cilacap.
- Tanpa dibekali apapun, prajurit tersebut harus mampu melarikan diri dari kejaran musuh (yang dilakukan oleh para instruktur). Rekayasa pelatihan ini bisa berupa tembakan ataupun dikejar sampai tertangkap.
- Para prajurit yang tertangkap akan dimasukkan ke dalam sel tahanan, diinterogasi dan disiksa sampai buka mulut. Mereka harus mampu berenang di kedalaman laut sambil membawa senjata dan memikul beban perbekalan berat.
Bentuk latihan: Selain fisik prima, calon Denjaka juga dituntut memiliki IQ tinggi. Selama menjalani pendidikan. Teori di kelas hanya 20%. Mereka harus mampu menyusup dengan terjun payung, bergerak lincah di laut dengan daya tahan tinggi, serta survive di darat. Dengan tangan dan kaki diikat, para prajurit tersebut dibuang ke laut ganas itu. Mereka harus mampu bertahan sekaligus menyelamatkan diri. Latihan mereka cukup berat. Kaki dan tangan diikat pun bisa hidup.
Bentuk latihan: Para siswa Intai amfibi menggelar Daki Serbu dengan mendaki tebing setinggi 15 meter dengan kemiringan 90 derajat, Raid Amfibi, improvisasi bahan peledak, tembakan serbuan munisi tajam/Dopper serta renang dan dayung menembus gelombang pantai Selatan. Tak hanya latihan, mereka diuji kemampuannya untuk melakukan Hell Week, Menembak Senjata Ringan, Menembak Senjata Bantuan, Tahap Kelautan, Tahap Komando Hutan, Tahap Intai Amfibi, Lintas Medan Banyuwangi-Surabaya, Terjun Static, Terjun Bebas dan Tahap Intelijen di sejumlah wilayah latihan di Jawa Timur.
Bentuk latihan: Banyak latihan yang mereka lakukan untuk memperkuat kemampuan antiteror dengan mengikuti beberapa latihan seperti; latihan infiltrasi laut yang bertujuan untuk penyerbuan pangkalan udara lepas pantai di pusat latihan Denjaka, latihan Under Water Demolition (UDT) yang di lakukan di sarana latihan Kopsaka, sampai latihan penjinakan bom yang di lakukan di Pusdikzi Gegana Polri.
Bentuk latihan: semua calon prajurit wajib mengikuti latihan sadis dan mematikan Kopaska, yakni Hellweek. Setiap calon Paska tak pernah diberi tahu kapan rangkaian Hellweek akan dimulai. Bisa saja tiba-tiba saat mereka belajar di kelas, atau saat tidur terlelap. Pada tahap akhir latihan Hellweek, para personel baru disimulasikan melakukan misi penyerangan ke sebuah target di kawasan.
Bentuk latihan: Banyak latihan yang mereka lakukan untuk memperkuat kemampuan antiteror dengan mengikuti beberapa latihan seperti; latihan infiltrasi laut yang bertujuan untuk penyerbuan pangkalan udara lepas pantai di pusat latihan Denjaka, latihan Under Water Demolition (UDT) yang di lakukan di sarana latihan Kopsaka, sampai latihan penjinakan bom yang di lakukan di Pusdikzi Gegana Polri. (SON)