Jakarta, Teritorial.com – Prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) diminta mengantisipasi berbagai perkembangan terkait dengan bidang tugasnya dan jangan mudah berpuas diri serta larut dalam kebanggaan semata.
Setiap tugas yang dipercayakan ibarat pertaruhan besar bukan hanya bagi TNI, melainkan juga bagi bangsa Indonesia. Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dalam sambutannya pada acara Syukuran HUT Ke-66.
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dengan tema “Mewujudkan Prajurit Kopassus yang Disiplin, Profesional, dan Dicintai Rakyat dengan Dilandasi Akhlak, Moralitas, dan Integritas” bertempat di Gedung Balai Komando, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (16/4/2018).
Dalam keterangan pers kepada teritorial.com, Dia mengungkapkan bahwa 66 tahun yang lalu Kopassus lahir dari sebuah tekad dan pemikiran seorang Slamet Riyadi, pemuda berusia 23 tahun, dengan analisis kritisnya telah mampu memikirkan arti penting satuan kecil berkemampuan khusus.
“Saat ini mungkin kita tidak terlalu menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang luar biasa. Namun demikian, jika dikaitkan dengan konteks yang terjadi saat itu, maka pemikiran Slamet Riyadi pada hakikatnya merupakan lompatan inovatif di zamannya,” ucapnya.
Marsekal Hadi menyampaikan bahwa prajurit Kopassus harus mampu memadukan kekuatan mental dan fisik dengan penerapan teknologi mutakhir. Menurut dia, kekuatan mental dan fisik adalah kapital dasar yang standarnya harus senantiasa dipelihara, namun dengan tetap memiliki daya inovasi dan adaptasi.
“Dengan memelihara kemampuan mental dan fisik serta menerapkan teknologi maju secara tepat, maka kita telah memberikan peluang terbaik bagi anggota pasukan khusus untuk berhasil dalam melaksanakan berbagai misi,” ungkapnya. (SON)