Jakarta, Teritorial.Com– Penyebaran berita bohong (hoax) di Indonesia kian mengkhawatirkan. Yang terbaru, hoax penculikan anak yang membuat Polri bergerak cepat menangkap penyebarnya.
Ada 16 tersangka penyebar penculikan anak yang ditangkap. Ironisnya, penyebar hoax penculikan anak-anak itu didominasi ibu rumah tangga.
Kepala Direktorat Proteksi Ekonomi Digital BSSN, Anton Setiyawan menilai, bahwa penyebabnya karena memang masih rendahnya literasi digital dikalangan masyarakat Indonesia.
“Sebagian masyarakat belum memperoleh kesempatan untuk mengembangkan skill tersebut,” ungkap Anton kepada wartawan, Kamis, (15/11/2018).
Dengan kondisi tersebut, Anton menambahkan, bahwa banyak informasi yang ditelan mentah- mentah dengan berbagai alasan dan kondisi.
“Sehingga tidak memperhitungkan dampak sosialnya,” jelas Anton.
Anton pun mengingatkan pentingnya literasi digital untuk proses mencari, memilah, mengolah, memproduksi, dan menyebarkan informasi.
“Dan setiap tahapan butuh skill, yang harus dibangun dengan belajar,” tandas Anton.