Profil dan Jejak Idham Azis Sebelum Dilantik Kapolri

0

Jakarta, Teritorial.Com – Inilah profil Jenderal Idham Azis yang dilantik Presiden Jokowi sebagai kapolri, di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 1 November 2019. Idham Azis, pria kelahiran Kendari, Sulawsi Tenggara, 30 Januari 1963 itu, merupakan salah satu perwira tinggi Polri yang punya segudang prestasi dan menempati jabatan strategis di Korps Bahayangkara.

Dari rangkuman JPNN, Idham yang merupakan lulusan Akpol Tahun 1988 itu juga sering dilibatkan dalam tim satuan tugas untuk mengungkap perkara-perkara yang menjadi sorotan publik karena punya latar belakang sebagai reserse dan antiteror. Pada Desember 2001, Idham menjadi anggota Tim Kobra untuk menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto di bawah pimpinan Tito Karnavian. Saat itu, Idham bertugas di Unit Harda Polda Metro Jaya.

Kemudian, Idham juga ikut menumpaskan otak bom Bali Dr Azhari di Batu, Malang pada 2005. Saat itu, Idham menjabat Kepala Unit Riksa Subden Investigasi Densus Polri. Lagi-lagi, Idham kerja bareng Tito dan tim lain di antaranya Petrus Reinhard Golose, serta Rycko Amelza Dahniel dan lainnya. Mereka mendapat kenaikan pangkat luar biasa dari Kapolri saat itu Jenderal Sutanto.

Usai berhasil melumpuhkan otak bom Bali Dr Azhari pada 9 November 2005, Idham kembali mendampingi Tito terbang ke Poso, Sulawesi Tengah untuk menuntaskan kasus mutilasi tiga gadis Kristen. Selanjutnya, Idham juga ikut menumpaskan dua teroris kelompok Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Saat itu, Idham menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.

Saat menjabat Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Idham berhasil mengungkap pelaku kasus pembunuhan dan sodomi 14 anak jalanan yang ditangkap pada 9 Januari 2010. Saat jadi Kapolda Metro Jaya, Idham mengungkap kasus penyeludupan narkotika jenis ganja seberat 1,3 ton dari Aceh ke Jakarta dan penyelundupan satu ton sabu-sabu 1,6 ton dari Taiwan di Anyer, Banten.

Selain itu, Idham juga berhasil menjaga situasi keamanan dan ketertiban menjadi kondusif dan aman saat Jakarta sebagai tuan rumah perhelatan Asian Games 2018. Kemudian, Idham terlibat juga dalam operasi camar maleo bersama TNI untuk menangkap kelompok teroris Santoso di wilayah pegunungan Poso, Sulawesi Tengah pada awal tahun 2015.

Profil dan Jejak Idham Azis sebelum Jadi Kapolri

Idham Azis lahir di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 30 Januari 1963. Lulusan Akpol 1988 ini berpengalaman dalam bidang reserse dan anti-teror. Ia tercatat pernah terlibat dalam penanganan kasus terorisme, di antaranya: Bom Bali II, Operasi Camar Maleo untuk menangkap kelompok Santoso, hingga Operasi Tinombala di Poso. Salah satu prestasi Idham Azis dalam penanganan anti-teror saat ia terlibat dalam operasi melumpuhkan “gembong” Jamaah Islamiya, Azhari dan kelompoknya di Batu, Jawa Timur, pada November 2005. Idham saat itu menjabat Kepala Unit Riksa Subden Investigasi Densus Polri.

Atas prestasi itu, suami dari Fitri Handari itu bersama kolega dia, seperti Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, Rycko Amelza Dahniel mendapat penghargaan dari Kapolri Jenderal Polisi Sutanto. Idham bersama Tito, Golose, Rycko, dan M. Syafei kemudian mendapat kenaikan pangkat luar biasa dari Kapolri. Saat itu, Idham dan empat anggota Densus 88 lainnya berpangkat AKBP menjadi Komisari Besar Polisi (Kombes Pol).

Pada periode 2014-2016, Idham Azis menjabat Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng). Daerah hukum yang ia pimpin dianggap “rawan” aksi teror oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso. Saat menjadi Kapolda Sulteng, Idham pun terlibat dalam dua operasi gabungan TNI-Polri untuk menangkap kelompok Santoso, yaitu: Operasi Camar Maleo (2014-2016) dan Operasi Tinombala (2016). Saat Tito menjabat Kapolri menggantikan Jenderal Polisi Badrodin Haiti, karier Idham semakin melejit dan ditarik ke Mabes Polri.

Pada Maret-September 2016, Idham menjadi Inspektur Wilayah II Inspektorat Pengawasan Umum Polri. Lalu, ia menjabat Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri pada September 2016 hingga Juli 2017. Tak berhenti di situ, Idham Azis pun menjadi Kapolda Metro Jaya (Juli 2017 hingga Januari 2019), jabatan yang juga pernah diemban Tito Karnavian. Bedanya, Tito menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebelum diajukan Jokowi sebagai calon tunggal Kapolri, sedangkan Idham menjadi Kepala Bareskrim Mabes Polri sebelum menggantikan Tito.

Share.

Comments are closed.