Hankam

TNI AU Terbangkan 50 Alat Konsentrator Oksigen Bagi Masyarakat Bangka Belitung

JAKARTA, Teritorial.com – TNI Angkatan Udara kembali menerbangkan sebanyak 55 alat konsentrator oksigen ke provinsi Bangka Belitung. Pengiriman alat penyaring udara menjadi oksigen murni dengan kadar 90-95 persen ini diterbangkan dengan pesawat TNI AU jenis CN-295 dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta menuju Lanud H.AS Hanandjudin, Tanjung Pandan, Senin (9/8/2021).

Setibanya di Lanud H.AS Hanandjudin, Tanjung Pandan, seluruh konsentrator oksigen diserahkan oleh Danlanud Ash, Letkol Nav Rudy Hartono kepada oleh Wakil Gubernur provinsi Bangka Belitung, Drs. H. Abdul Fatah, M.Si yang selanjutnya dikirimkan ke Rumah Sakit Umum Daerah Haji Marsidi Judono Belitung.

Pengiriman alat konsentrator ini merupakan tindak lanjut dari permintaan pemerintah daerah Bangka Belitung untuk menjaga kesinambungan ketersediaan oksigen di rumah sakit umum tersebut, yang saat ini sedang merawat lebih dari 80 pasien Covid-19.

Pada kesempatan tersebut, Wagub Bangka Belitung menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan perhatiannya kepada masyarakat Belitung.

“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak, khususnya bapak Panglima TNI, bapak Kepala Staf Angkatan Udara dan jajarannya , Bapak kepala Sekretariat Presiden RI, dan semua pihak yang terlibat dalam misi kemanusiaan dan telah secara nyata membantu masyarakat kami dalam penanganan Covid-19 saat ini,” ungkap Wagub saat menerima 50 konsentrator di Lanud H.AS Hanandjudin.

Ridwan Pribadi

About Author

You may also like

Hankam

Kapolri Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Ilmu Kepolisian

Jakarta,Teritorial.com- Kapolri Jenderal Tito Karnavian dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Kepolisian Studi Strategis Kajian Kontra Terorisme di Sekolah Tinggi
Hankam

Menhan akan segera laporkan permintaan maaf AS kepada presiden

Jakarta territorial.com-Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu akan segera melaporkan permintaan maaf Menhan Amerika Serikat (AS), James Mattis, terkait insiden ditolaknya Panglima