Jakarta, Teritorial.com – Letak strategis posisi geografis Indonesia tentunya mengundang perhatian bagi negara-negara lainnya. Keberadaan tentara Rusia di biak Papua sejak 4 Desember lalu, nampaknya cukup membuat Australia resah dan curiga Australia. Aktivitas latihan militer yang dilakukan di Biak dikhawatirkan mengandung intrik lain yakni mengintai Negeri Kanguru tersebut.
Kaitanya dengan hal tersebut, Menteri Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Jendera TNI Purnawirawan Wiranto mengaku sudah mendengar informasi bahwa pelatihan militer tentara Rusia di Biak menimbulkan kecurigaan Australia. Namun, menanggapi isu yang beredar tersebut, mantan Panglima TNI itu sebut kabar yang beredar belum terkonfirmasi secara resmi dan hingga saat ini pemerintah Australia belum menanyakan langsung kepada pemerintah.
Informasi itu belum terkonfirmasi, sudah dengar tapi belum ada telepon (pihak Rusia dan Australia),” ungkapnya di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (3/1).
Wiranto berencana menghubungi pihak Rusia. Terpisah, Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto enggan berkomentar soal pelatihan serdadu militer Rusia di Biak. Hadi mengaku bakal mencermati dahulu informasi tersebut baru memberikan respons. “Saya lihat dulu sejauh apa masalahnya, konfirmasi langsung kepada pemerintah belum ada” tegasnya kepada awak media.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pertahanan Australia sempat menerapkan status siaga di Pangkalan Angkatan Udara di Darwin, karena menduga angkatan udara Rusia melakukan misi mata-mata melalui pelatihan militer di Biak.
Kecurigaan ini bukan tanpa alasan, sebab serdadu militer Rusia tidak hanya membawa dua pesawat pengangkut Ilyushin (Il-76) dan 81 personel, tetapi juga menurunkan dua pesawat pembom taktis Tupolev (Tu-95) yang bisa membawa hulu ledak nuklir. “Angkatan Bersenjata Australia sengaja meningkatkan kewaspadaan buat menghadapi situasi yang berkembang,” demikian pernyataan disampaikan Kementerian Pertahanan Australia.
Walau demikian, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan mereka tidak melakukan misi pengintaian di Biak. Selama lima hari, lanjut mereka, dua pesawat Tu-95 cuma menggelar latihan di atas perairan Samudra Pasifik yang netral, lebih dari delapan jam. (SON)