Beirut, Teritorial.Com – Negosiasi antara Rusia dengan pemberontak Suriah untuk mengakhiri kekerasan di selatan negara itu mengalami kegagalan pada Sabtu setelah pasukan oposisi menolak ketentuan yang diminta Moskow.
Tak lama kemudian, serangan udara bermunculan di wilayah Provinsi Deraa, selatan Suriah. Gagalnya perundingan damai ini diungkap kubu oposisi dan kelompok pemantau krisis Suriah. Sebagian besar wilayah di Provinsi Deraa yang berbatasan dengan Yordania selama ini dikuasai oleh pemberontak atau oposisi Suriah.
Pembicaraan damai pada hari Sabtu sejatinya lanjutan dari perundingan serupa yang terjadi pada hari Jumat. Dalam negosiasi, Rusia minta pasukan oposisi menghentikan serangan terhadap pemerintah Presiden Bashar al-Assad yang didukung Moskow di sepanjang perbatasan dengan Yordania dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
“Pembicaraan itu gagal karena Rusia bersikeras pada kondisi yang ingin kami menyerah,” kata juru bicara pemberontak, Ibrahim Jabawi. “Tim negosiasi (pemberontak) menolak menyerah dan menolak untuk menerima kondisi (yang diminta) Rusia,” ujarnya, yang dikutip AP, Minggu (1/7/2018).
Rami Abdurrahman, Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, juga menegaskan bahwa pembicaraan itu telah gagal. Menurutnya, tak lama kemudian, pesawat tempur Suriah dan Rusia meningkatkan serangan udaranya.
Sementara itu, media pemerintah Suriah melaporkan banyak wilayah di Provinsi Deraa telah direbut pasukan Presiden Assad. Media itu juga mengklaim pihak pemberontak telah sepakat untuk menyerahkan senjata mereka dan berdamai dengan pemerintah.
Serangan pasukan Assad yang dimulai sejak 19 Juni telah menewaskan puluhan orang, melukai ratusan lainnya dan memaksa lebih dari 50.000 orang melarikan diri ke daerah-daerah yang dekat dengan perbatasan Yordania dan Dataran Tinggi Golan.
Jabawi menambahkan, para gerilyawan membentuk satu delegasi yang bertemu dengan para pejabat Rusia Jumat dan Sabtu. Menurutnya, saat ini ada lebih banyak upaya untuk mengadakan putaran baru pembicaraan untuk menghindari kekerasan lebih lanjut.
Jabawi mengatakan kepada AP bahwa Rusia ingin para pemberontak menyerahkan senjata dan kembali bergabung dengan pasukan pemerintah. Berbicara melalui telepon dari Yordania, Jabawi mengatakan bahwa pertemuan dengan Rusia berlangsung di antara Provinsi Deraa dan Sweida.
“Kondisi (yang diminta) Rusia adalah bahwa pemberontak menyerahkan segalanya dan semua daerah akan berada di bawah kendali Bashar al-Assad,” kata Jabawi. “Semua orang yang membawa senjata akan diadili.” (SON)