Ankara, Teritorial.com – Hubungan diplomatik Turki-Israel terus merenggang terutama sejak kebijakan Amerika Serikat menyetujui Yarusalem sebagai Ibukota Israel sejak akhir tahun 2017 lalu. Baru-baru ini, karena alasan kemausiaan pemerintah Turki mengusir Duta Besar Israel untuk Ankara, Eitan Naeh.
Pengusiran tersebut wujud dari keseriusan Turki atas ultimatum yang dilayangkan akibat pihak keamanan Israel telah menewaskan 60 warga Palestina dalam demo di Gaza menentang pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem. Menjadi satu hal yang mengejutkan lantaran kedua negara hingga saat ini juga tergabug dalam North Atlantic Treaty Organization (NATO).
Dengan kebijakan luar negeri Turki yang menaruh simpati besart terhadap kehidupan umat Muslim di dunia, Presiden Recep Tayyip Erdogan telah menjadi salah satu kritikus paling vokal terhadap kebijakan Donald Trump tersebut. Pemerintah Turki kini telah memanggil pulang duta besarnya dari Tel Aviv dan Washington dan menyerukan pertemuan darurat negara-negara Islam pada hari Jumat mendatang.
“Duta Besar Israel diberitahu bahwa duta kami untuk Israel dipanggil pulang untuk konsultasi, dan dia diberitahu bahwa akan lebih baik baginya untuk kembali ke negaranya untuk beberapa waktu,” kata seorang sumber Kementerian Luar Negeri Turki, yang dikutip Reuters, Selasa (15/5/2018) malam.
Tidak hanya dengan Israel, hubungan diplomati antara Ankara dan Washington sebelumnya telah memanas terlebih pasca operasi militer Turki terhadap pasukan Kurdi di Suriah. Di Istanbul dan Ankara, massa Turki berdemonstrasi menentang Israel atas tragedi di Gaza. Erdogan, yang berkampanye untuk pemilihan presiden dan parlemen bulan depan, mengatakan unjuk rasa akan diadakan pada hari Jumat untuk memprotes pembunuhan massal tersebut.
Wakil Perdana Menteri Turki Bekir Bozdah kepada parlemen setempat juga mengonfirmasi bahwa unjuk rasa akan digelar di Istanbul.”Sekali lagi menunjukkan bahwa orang-orang Turki tidak akan tinggal diam dalam menghadapi ketidakadilan dan kekejaman, bahwa mereka membela para korban di depan mata, yang kejam,” ujarnya.
Sedangkan Perdana Menteri Turki Binali Yildirim menyerukan negara-negara Muslim untuk meninjau ulang hubungan mereka dengan Israel setelah kekerasan di perbatasan Gaza hari Senin. (SON)