Pasifik, Teritorial.Com – Tidak sepenuhnya mengisolasi diri sejak menyatakan keluar dari keanggotaan Uni-Eropa (Brexit) Inggris kini berdengung kembali sejak digelorakannya diskursus Indo-Pasifik oleh Amerika Serikat (AS). Isu tersebut semakin diperjelas sejak pergerakan Angkatan Laut Inggris , The British Royal Navy yang mulai melirik aspek geografis Indo-Pasifik.
Hal tersebut menandakan pergerakan militer Inggris yang hampir vacum dalam konstelasi politik internasional sejak Desert Operation bersama pasukan koalisi AS dan Australia dalam perang Afganistan dan Irak. Namun hampir tidak mungkin ada pergerakan dari militer Inggris tanpa melibatkan sekutunya Australia dan NATO. Adapun belum lama ini pihak Australia sendiri baru saja mendatangkan sejunlah 9 kapal perang jenis Frigates tipe 26 ASW yang cukup menggambarkan bahwa ada kecendrungan peningkatan kepentingan strategis Inggris khususnya di kawasan.
Sebagai negara yang pernah berjaya di era perang dunia, Inggris dengan The Royal Navy hingga saat ini tetap disegani sebagai salah satu dari kekuatan angkatan laut dunia terbesar dalam sejara dunia barat. The Royal Navvy hingga kini masih menyimpan kekuatan besar yakni soal kehebatan kapal induk Queen Elizabeth yang akan kembali dipersiapkan untuk proyeksi pnguasaan pasifik barat tahun 2021.
Sinyak kuat Inggris mengarah ke Pasifik Barat tentunya akan sangat bersingungan dengan konflik Laut China Selatan (LCS). Kembali lagi dalam hal ini Freedom of Navigation menjadi penekanan tersendiri bagi urgensitas kehadiran Royal Navvy di tengah persaingan strategis AS dan China. Berada di pihak barat maka jelas kepentingan yang dibawa akan menjadi spektrum tersendiri bagi hegemoni AS di kawasan sejak kebangkitan militer China ditengah klaim sepihak terhadap wilayah perairan LCS.
Dilansir dari south china morning post AS sebaliknya justru mengklaim bahwa proyeksi Indo-Pasifik telah sejalan dengan aturan serta struktur tatanan yang berlaku di Asia-Pasifik. Untuk itu meninggalkan perdebatan lama mengenai warisan konflik di LCS menjadi tujuan mendasar tentang bagaimana membangun skema yang tepat bagi kepentingan AS secara global melalu pemanfaatan aset strategis kawasan dalam menopang eksistensi hegemoninya, termasuk proyeksi strategis global Inggris tahun 2021. (SON)