ARAB SAUDI, Teritorial.com – Situasi keamanan Arab Saudi dalam beberapa hari ini mulai memanas dan menakutkan. Peluru kendali (rudal) beterbangan di langit selatan kerajaan.
Rudal-rudal yang beterbangan di langit Arab Saudi itu merupakan milik militer Angkatan Bersenjata Yaman dan Komite Populer yang ditembakkan dari wilayah Yaman.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Saree dalam siaran resminya dilansir teritorial.com, Senin 28 Juni 2021 menyatakan, tentaranya sudah meluncurkan lima rudal ke wilayah Arab Saudi.
Dan tak tanggung-tanggung, Brigjen Yahya menyatakan rudal yang ditembakan pasukannya adalah rudal-rudal balistik.
Brigjen Yahya menerangkan, selain rudal balistik, pasukannya juga mengerahkan pesawat tak berawak dalam operasi penyerangan ke Arab Saudi itu.
Target rudal balistik bukan pemukiman sipil, tapi basis-basis kekuatan militer Kerajaan Arab Saudi. Ada tiga lokasi yang menjadi target utama serangan rudal balistik Yaman, yaitu Kamp Garda Nasional Saudi di Najran, kamp militer di Bandara Internasional Abha dan Pangkalan Udara Raja Khalid di Kota Khamis Mushait.
Serangan rudal balistik Yaman cukup membuat situasi Kerajaan Arab Saudi mencekam, rudal-rudal beterbangan dan suara ledakan rudal menghantam terdengar hingga radius beberapa kilometer.
Brigjen Yahya menyatakan serangan yang dilancarkan ke Arab Saudi kali ini merupakan balasan atas pengepungan dan gempuran tentara Kerajaan Arab Saudi ke Yaman.
Sementara itu, pihak militer Kerajaan Arab Saudi menyatakan telah berhasil mencegat rudal-rudal balistik yang diluncurkan Yaman ke Kota Khamis Mushait, rudal-rudal itu meledak di langitan sebelum mencapai sasaran.
Perang Yaman dipicu agresi yang dilancarkan militer Kerajaan Arab Saudi yang didukung Amerika Serikat dan negara barat lainnya. Arab menghancurkan Yaman mulai Maret 2015 untuk merebut kekuasaan dengan menempatkan Abd Rabbuh Mansur Hadi sebagai presiden.
Dalam data yang telah diterbitkan Proyek Data Yaman, setidaknya sudah 18.500 warga sipil tewas dalam lebih dari 20.000 serangan udara koalisi Royal Saudi Air Force (RSAF).