Hawai, Teritorial.com – Dinamika keamanan kawasan Asia Tenggara khususnya wilayah perairan Laut Cina Selatan (LCS) kian memanas. Rampungnya sejumlah pulau buatan untuk pangkalan militer Cina membuat Pentagon geram. keadaan kini semakin memuncak, fredom of navigation yang selama ini dikampanyekan oleh Amerika harus berhadapan dengan dominasi militer Cina di LCS.
Upacara serah terima jabatan Panglima U.S. PACOM dari Admiral Harry Binkley Harris Jr, kepada Admiral Phil Davidson, yang juga dihadiri oleh Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu atas undangan dari Menteri Pertahanan Amerika Serikat James N. Mattis bertempat di Hawai Selasa, (29/5/2018)
Diresmikan pula pergantian nama komanda wilayah dari U.S. PACOM yang nantinya akan berubah nama menjadi U.S Indo-Pacific, sejalan dengan kebijakan luar negeri AS yang telah menggantikan istilah Asia-Pasifik menjadi Indo-Pasifik. “Sebagai pengakuan atas meningkatnya konektivitas dari Samudera Hindia dan Pasifik hari ini kami mengganti nama Komando Pasifik AS menjadi Komando Indo-Pasifik AS,” kata Mattis.
“Ini adalah komando tempur utama kami, yang berjaga-jaga dan secara intim terlibat dengan lebih dari setengah permukaan bumi dan populasi yang beragam, dari Hollywood, ke Bollywood, dari beruang kutub ke penguin,” tutur Mattis tentang komando seperti dikutip dari CNN, Kamis (31/5/2018).
Laksamana Harry Harris, yang mengawasi operasi militer AS di wilayah itu hingga Rabu, telah diangkat oleh Presiden Donald Trump sebagai duta besar AS untuk Korea Selatan (Korsel). Sebagai gantinya adalah Laksaman Phillip Davidson yang akan memimpin Komando Indo-Pasifik, mengawasi sekitar 375 ribu personel militer dan sipil AS.
Para pejabat AS mengatakan perubahan nama dimaksudkan untuk lebih mencerminkan daerah tanggung jawab komando, yang meliputi 36 negara serta Samudra Pasifik dan Hindia. Perubahan nama ini terjadi setelah serangkaian aksi militer Cina dan AS yang meningkatkan ketegangan di Laut Cina Selatan. AS dan mayoritas komunitas internasional menolak klaim kepemilikan Laut Cina Selatan Beijing.
Dalam beberapa bulan terakhir para pejabat AS telah mengatakan bahwa militer Cina telah mengerahkan rudal anti-kapal, sistem rudal permukaan-ke-udara, dan jammers elektronik untuk memperebutkan fitur di wilayah Kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan. Cina juga baru-baru ini mendaratkan pesawat pembom H-6K berkekuatan nuklir di Woody Island untuk pertama kalinya. (SON)