WASHINGTON, Teritorial.com – Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah menyetujui penjualan 20 unit jet tempur siluman F-35 generasi kelima ke Yunani. Dari 20 unit itu, enam di antaranya merupakan jet tempur yang seharunya ditujukan untuk Turki.
“Lampu hijau” penjualan jet tempur untuk Athena diberikan hampir sebulan setelah Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengumumkan program pembelian senjata yang “kuat” di tengah ketegangan dengan Turki di Mediterania Timur.
Surat kabar Yunani, Estia, yang dikutip EurAsian Times, Sabtu (31/10/2020), melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memberikan “lampu hijau” untuk pasokan 20 unit F-35 selama kunjungannya baru-baru ini ke Yunani. Sebagai bagian dari kesepakatan, enam unit jet akan dibeli pada tahun 2022. Dari 20 unit jet tempur, enam di antaranya awalnya ditujukan untuk Turki.
Turki semula sudah memutuskan akan membeli 100 unit F-35A Lightning II, versi yang sama yang digunakan oleh Angkatan Udara AS. Dengan total investasi Turki lebih dari USD1 miliar, 10 perusahaan Turki terlibat dalam pengembangan maupun produksi pesawat tempur generasi kelima tersebut.
Beberapa anggota kongres AS telah mendesak pemerintah AS untuk menangguhkan pengadaan pesawat tempur ini ke Turki karena keputusan terakhir Ankara yang nekat membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia.
Kekhawatiran AS adalah bahwa pengadaan S-400 Turki akan memberi Moskow akses ke detail penting tentang cara kinerja sistem rudal canggih mereka terhadap pesawat tempur F-35.
Akhirnya, setelah Ankara menerima sistem pertahanan rudal S-400, AS terpaksa mengeluarkan Turki dari program gabungan untuk pesawat tempur F-35 pada Juli 2019.
Selain itu, ada spekulasi liar bahwa AS berpotensi memindahkan basis militernya dari İncirlik di Turki ke Kreta di Yunani. Masalah ini sedang dibahas oleh Senat AS dan akan dilanjutkan setelah perjanjian pertahanan AS-Yunani berakhir dalam beberapa hari, dan pemerintah akan mengusulkan kepada parlemen untuk perpanjangan perjanjian itu hingga lima tahun ke depan.
Bulan lalu, di tengah ketegangan yang meningkat dengan Ankara, Perdana Menteri Yunani mengatakan: “Waktunya telah tiba untuk memperkuat angkatan bersenjata…inisiatif ini merupakan program yang kuat yang akan menjadi perisai nasional”.
Yunani juga akan memperoleh 18 pesawat tempur Rafale buatan Prancis, empat fregat multiguna, dan empat helikopter Angkatan Laut. Negara itu juga merekrut 15.000 pasukan baru dan menuangkan sumber daya ke dalam industri senjata nasional dan pertahanan serangan siber.
Mengamankan senjata anti-tank baru, torpedo, dan rudal juga merupakan bagian dari daftar pembelian senjata Yunani.
Prancis, yang akan mengirimkan enam unit jet tempur Rafale pada tahun 2022, telah mendukung Yunani dalam pertarungannya yang sedang berkembang dengan Turki. Presiden Prancis Emmanuel Macron telah meminta Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk tidak melewati “garis merah” dan telah mengirim kapal perang dan jet tempur ke wilayah tersebut.