BEIJING, Teritorial.com – China membangun kota di wilayah sengketa Laut China Selatan (LCS). Luas kota itu 1.700 kali luas New York.
Dikutip Teritorial.com dari Bloomberg, Senin (22/2/2021), kota baru bikinan China itu dinamai Shansa. Luasnya, mencapai 800.000 mil persegi sedangkan luas New York 468,19 mil persegi.
Sebagian besar Kota Sansha merupakan wilayah laut. Itu termasuk Kepulauan Paracel dan Kepulauan Spratly atau Kepluauan Nansha. Kepulauan Paracel menjadi sengketa sampai saat ini dengan diklaim oleh Vietnam dan Taiwan. Adapun Kepulauan Spratly diklaim milik Vietnam, Taiwan, Filipina, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Pulau Paracel itu merupakan kumpulan dari 130 pulau karang kecil dan terumbu karang di bagian barat laut Laut Cina Selatan. Kepulauan ini adalah penopang biota laut yang begitu kaya. Konon, kekayaan pulau itu luar biasa dengan potensi cadangan energi besar.
Sementara itu, Kepulauan Spratly diperkirakan memiliki simpanan gas dan minyak bumi yang sangat besar. Selain itu, pulau ini strategis sebagai pos pertahanan militer.
Pusat kotanya ada di Pulau Woody, salah satu pulau di Paracel. Dulunya, Pulau Woody merupakan pos terdepan namun terpencil, kini menjadi pusat aktivitas yang ramai,” kata laporan yang ditulis oleh pakar China Zachary Haver untuk Institut Studi Maritim China War College.
“Pulau ini sekarang menawarkan infrastruktur pelabuhan yang diperluas, desalinasi air laut dan fasilitas pengolahan limbah, perumahan publik baru, sistem peradilan yang berfungsi, jangkauan jaringan 5G, sekolah, dan penerbangan charter reguler ke dan dari daratan,” begitulah keterangan lainnya.
Selain itu Sansha juga dilaporkan sedang mengembangkan upaya untuk menarik wisatawan dan beberapa perusahaan untuk membuka cabangnya di kepulauan itu, budidaya akuakultur, dan mengembangkan tempat tinggal jangka panjang,” lanjutannya.
China menyebut Sansha sebagai kota setingkat prefektur, yang di daratan memiliki unit administrasi, mulai dari pusat kota, kota kecil, dan desa.