New York, Teritorial.com – Menanggapi dominasi militer Tiongkok di perairan Pasifik Barat, terutama di Laut Cina Selatan (LCS) dan Laut Timur, Amerika Serikat (AS) pada Selasa (16/1/2018), dikabarkan menambah gelar pasukan dengan menempatkan enam pesawat bomber jenis B-52H milik Angkatan Udara AS (USAF).
Penempatan pesawat bomber tersebut juga dibarengi dengan 300 personel USAF yang sebelumnya bertugas di Pangkalan Udara Barksdale, Louisinia kini ditempatkan di Pangkalan Udara Andersen Guam, dalam komando wilyah United States Pacific Command’s (USPACOM).
Dilansir dari the diplomat.com (18/1/2018), B-52H terakhir kali ditempatkan di Guam pada tahun 2016, yang kemudian digantikan dengan jenis B-1B dari sekuadron 7. Pekan lalu USAF juga menambah tiga pesawat satelit B-2 Spirit yang baru saja didatangkan dari pangkalan udara Whiteman ke Missouri.
Sebagai bentuk strategi, penempatan pasawat bomber dilakukan secara rutin sejak 2014. Hingga sekarang ini terdapat tiga jenis pasawat bomber yakni B-1B, B-52H, dan B-2 yang keseluruhannya berkemampuan untuk meluncurkan senjata nuklir. Adapun penempatan tersebut merupakan komitmen AS dalam menjaga keamanan negara aliansinya dari ancaman provokasi nuklir Korea Utara.
Kembalinya B-52H ke dalam satuan USPACOM merupakan proyeksi kekuatan AS untuk Pasifik mengingat ancaman nyata militer Tiongkok dan senjata nuklir Korut. Dalam hal ini AS hendak membangun kekuatan di kawasan guna menunjang bagi upaya menciptakan stabilitas hegemoni. Selain itu penambahan gelar pasukan dan alutsista juga bagian dari strategi deterence AS dalam mengamankan kepentingan nasionalnya”, ujar
Dengan kebijakan ini, intensitas nuklir dikawasan tersebut semakin bertambah lantaran pesawat bomber B-52H, berkemampuan setara dengan B-1B, yang mampu mengangkat beban hinggal 34 ton senjata nuklir, dengan kecepatan mencapai lebih dari 1.2 March dengan kemampuan terbang lebih dari 30.000 kaki.
Selain itu, Pesawat bomber Spirit stealth jenis B-2 juga berkemampuan untuk melakukan serangan dengan senjata nuklir dan dapat membawa jenis peluru kendali berhulu ledak nuklir B61. Dengan kemampuan jelajah ruang angkasa yang diatas rata-rata peswat sejenisnya, B-2 dan B-25H tersebut tentunya akan sangat menambah daya gempur pasukan AS di wilayah Pasifik.
Secara otomatis balance of power di kawasan akan sangat lebih dirasakan dengan keberadaan pesawat bomber tersebut. (SON)