Ankara, Teritorial.Com – Kembali bersitegang dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa Pastor Andrew Brunson tidak akan menjadi bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan dengan Washington.
Ankara melalui presiden Erdogan menyatakan bahhwa ancaman sanksi yang dilontarkan Presiden Donald Trump jika Pastor Brunson tak dilepaskan tidak berarti apapun baginya dan negaranya. Erdogan tetap pada keyakinan bahwa penegakan hukum terhadap Pastor Brunson merupakan bentuk keadilan terhadap penegakan hukum.
Erdogan memperingatkan, sikap keras Washington terhadap Ankara bisa membuat AS kehilangan mitranya yang kuat dan tulus. “Saya pikir ini adalah perang psikologis. Kami tidak akan mundur dengan sanksi. Kami tidak tawar-menawar mengenai Brunson,” kata Erdogan, seperti dikutip surat kabar Haberturk, Minggu (29/7/2018).
Otoritas Turki menjebloskan Brunson ke penjara sejak tahun 2016 atas tuduhan pastor AS itu memiliki hubungan dengan Fethullah Terrorist Organization (FETO) yang dipimpin ulama Muslim Fethullah Gulen yang mengasingkan diri di AS. Pemerintah Erdogan selama ini menuduh Gulen sebagai salah satu dalang upaya kudeta militer di Turki yang gagal pada tahun 2016. Sejak protes digencarkan AS, Pastor Brunson ditempatkan di bawah tahanan rumah, bukan lagi di penjara.
Presiden Trump sebelumnya mendesak Ankara agar membebaskan Brunson. Jika tidak, Turki akan menghadapi sanksi besar dari AS. Hal tersebut membuat hubungan diplomatik Turki dan AS mengalami dinamika yang cukup kompleks dimana keduanya juga masih terikat sejumlah perjanjian kerja sama di bebrapa bidang strategis lainnya.
Tidak dapat dikesampingkan bahwa sejak memasuki massa kampanye Pemilu Turki yang kemudian berhasil dimenangkan oleh Erdogan, publik Turki dihinggapi sikap anti-semetisme (anti-keyahudian) bahkan anti-AS yang cukup mendalam. Beberapa insiden penyerangan Israel terhadap Palestina, kekerasan rezim Bashar Al-assad terhadap warga sipil Suriah hingga pemberontakan Kurdi di wilayah Turki Selatan seolah mengawali cita-cita umat Islam di Turki guna beratu dalam barisan mendukung terpilihnya kembali Erdogan.
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS menyatakan Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada hari Sabtu melakukan pembicaraan melalui telepon. Dalam pembicaraan itu, Pompeo mengatakan bahwa Brunson tidak bersalah dan sudah waktunya untuk pulang.
Namun hingga perkembangan terakhir belum ada satupun keterangan pers dari Erdogan terkait hal tersebut. Sebagai balasannya disejumlah media nasional Turki semakin gencara diberitakan bahwa Erdogan tidak akan melepaskan Pastor Brunson. (SON)