Washington, Teritorial.Com – Dibalik persaingan strategis dan perang dagan, pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China tengah mengupayakan peningkatan kerjasama ekonomi yang telah terjalin lebih dari 5 dekade yang lalu. Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen mengatakan, ia optimis tentang negosiasi dengan Washington. Tetapi, Wang menambahkan bahwa mekanisme perdagangan apa pun yang dicapai harus sama dan adil.
Pemerintah dua negara ekonomi terbesar di dunia tersebut terlibat perang dagang selama berbulan-bulan ketika Washington menekan Beijing untuk memperbaiki praktik perdagangan, serta kebijakan negara itu seputar transfer teknologi, akses pasar dan hak kekayaan intelektual. Kemajuan dalam pembicaraan mendorong Gedung Putih untuk menunda kenaikan tarif tanpa batas atas impor China senilai USD200 miliar yang akan dimulai pada 2 Maret.
Bicara dalam sebuah konferensi pers terbuka di sela-sela pertemuan tahunan parlemen China yang sedang berlangsung, Wang mengatakan bahwa saling serang melalui pengenaan tarif buruk bagi pekerja, petani, eksportir dan produsen. “Itu menyakiti kepercayaan investor dan menunda keputusan investasi perusahaan,” kata Wang, seperti dikutip Reuters, Sabtu (9/3/2019)
Upaya-upaya itu menurutnya untuk menghapuskan semua tarif yang dikenakan pada satu sama lain, sehingga hubungan perdagangan bilateral antara China dan Amerika Serikat dapat kembali normal. Memberikan rincian langka ke dalam perundingan, Wang mengatakan kedua negara telah melakukan upaya ekstra untuk menemukan kesamaan. Selama pembicaraan, kata dia, Wakil Perdana Menteri Liu He dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer menikmati makan bersama.
Namun, belum jelas kapan atau di mana negosiator senior dari kedua belah pihak akan bertemu berikutnya. Pemerintah AS juga menuntut agar China mengekang subsidi yang besar dan membuka pasar domestiknya untuk perusahaan AS. Pejabat administrasi AS belum membuat rencana baru untuk mengirim tim ke China untuk pembicaraan perdagangan tatap muka meskipun ada banyak pekerjaan yang masih harus dilakukan untuk mencapai kesepakatan, kata penasihat perdagangan Gedung Putih Clete Willems, Jumat (8/3) lalu.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bulan lalu bahwa dia mungkin menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang dengan Presiden China Xi Jinping jika kedua negara dapat menjembatani perbedaan yang tersisa, dan melakukannya di propertinya di Mar-a-Lago di Florida. Diketahui, Xi pergi ke Prancis dan Italia pada pertengahan bulan ini, memicu spekulasi bahwa ia mungkin akan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat baik sebelum atau setelah kunjungannya ke Eropa.
Namun, salah satu sumber yang berbasis di Beijing yang akrab dengan pembicaraan perdagangan mengatakan tidak ada pembicaraan formal antara kedua negara tentang Xi yang akan ke Florida, dan mengecilkan kemungkinan itu terjadi bulan ini. Tu Xinquan, seorang pakar perdagangan di Universitas Bisnis dan Ekonomi Internasional Beijing yang menjadi penasihat pemerintah, skeptis Xi akan menandatangani kesepakatan di Mar-a-Lago. “Tidak baik bagi Xi untuk pergi ke Amerika untuk menandatangani perjanjian semacam itu. Mungkin negara ketiga akan lebih baik,” kata Tu.