Erdogan Bantah Turki Sedang Krisis

0

Jakarta, Teritorial.Com – Presiden Turki Tayyip Erdogan membantah bahwa negaranya berada dalam krisis mata uang, dan menganggap anjloknya nilai tukar Lira terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hanya sebagai fluktuasi yang tak ada hubungannya dengan fundamental ekonomi.

Setelah Presiden AS Donald Trump menetapkan kebijakan menggandakan tarif impor produk baja dan aluminium asal Turki, mata uang Lira melemah terhadap dolar AS hingga 18 persen dan berada di titik terendah sejak 2001. Erdogan menggambarkan kondisi itu sebagai rudal perang ekonomi yang dilancarkan Negeri Paman Sam terhadap Turki.

Erdogan mengungkapkan pihak-pihak yang telah gagal melawan Turki dan berusaha melakukan kudeta pada Juli 2016, kini mencoba kembali menyerang melalui ekonomi.

“Mereka yang tidak bisa bersaing dengan kami di arena pertarungan telah membawa skenario kurs fiktif online yang tak ada hubungannya dengan kondisi riil Turki, produksi dan ekonomi riil. Negara ini tidak runtuh, tidak hancur atau bangkrut karena krisis,” tegas Erdogan seperti dikutip dari Reuters, ditulis, Minggu,(12/8/2018).

Menurut dia, solusi dari skenario pelemahan mata uang adalah dengan meningkatkan produksi dan membatasi suku bunga acuan.

Tak hanya itu, Erdogan juga meminta masyarakat Turki untuk menjual dolar dan menyimpan euro untuk menopang Lira.

“Jika ada dolar AS di bawah bantal, keluarkan semuanya, segera berikan ke bank dan tukar dengan Lira. Dengan melakukan ini, kita melawan untuk kemerdekaan dan masa depan,” katanya.

Mata uang Lira telah melemah hingga 40 persen sepanjang tahun ini, sebagian besar dipicu oleh kekhawatiran atas pengaruh Erdogan dalam ekonomi, seruan berulang terkait kebijakan suku bunga rendah dalam menghadapi inflasi tinggi, dan hubungan Turki yang memburuk dengan Amerika Serikat.

Kedua negara berselisih tentang berbagai isu, mulai dari berbagai kepentingan di Suriah, ambisi Turki membeli sistem pertahanan Rusia, dan kasus pendeta Evangelis Andrew Brunson yang diadili di Turki atas tuduhan terorisme.

Pertemuan yang membahas pendekatan ekonomi baru oleh Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak tidak banyak memberi dukungan terhadap kondisi nilai tukar Lira. Pasalnya, para investor mencari langkah konkret seperti kenaikan suku bunga untuk memulihkan kepercayaan.

Lihat juga: China Bantu Pangan Pengungsi Palestina di Gaza US$2,35 Juta

Dia juga terus membicarakan rencana lama untuk beralih fokus ke perdagangan dalam mata uang nasional, dan mengatakan pemerintahannya sedang mempersiapkan langkah kerja sama dengan Rusia, China, dan Ukraina.

Share.

Comments are closed.