Ankara, Teritorial.Com – Sempat terpuruk akibat hantaman supermasi Dolar Amerika, Presiden Recep Tayyip Erdogan menyangkal jika Turki sedang menderita krisis ekonomi. Menurutnya, klaim krisis itu hanya menipulasi belaka.
Politikus asal AKP Party tersebut malah memberikan pernyataan yang diluar dari perkiraan sebelumnya yakni perekonomian Turki dalam waktu belakangan ini cenderung lebih stabil dan lebih efektif daripada 20 tahun sebelumnya.
“Tidak ada krisis, jangan tertipu dengan itu. Ini semua adalah manipulasi. Tidak ada krisis di sini. Kami berbaris menuju masa depan dan menjadi lebih kuat setiap hari. Kami akan menjadi lebih kuat,” kata Erdogan pada konferensi untuk acara Hari Veteran pada 19 September 2018, yang dikutip dari Hurriyet Daily News, Kamis (20/9/2018).
Komentarnya muncul di tengah penyusutan 40 persen Lira Turki terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sejak Agustus lalu. Bank Sentral Turki menaikkan suku bunga acuan menjadi 24 persen untuk memerangi inflasi.
Erdogan mengulangi retorikanya bahwa anjloknya nilai mata uang Lira adalah hasil dari “serangan internasional” terhadap Turki. “Turki lebih kaya dan lebih efektif daripada 20 tahun lalu,” ujarnya.
Dia juga menggarisbawahi keputusan presiden baru-baru ini. Yakni, aturan yang menetapkan perubahan dalam undang-undang tentang perlindungan mata uang Turki. Aturan itu mewajibkan bagi mereka yang saat ini tinggal di Turki untuk mengatur nilai kontrak perjanjian komersial mereka pada Lira.
“Mulai sekarang, sewa di Turki tidak bisa dalam dolar AS. Lira akan aktif di Turki sekarang. Kalau tidak, mereka akan membayar harganya, Anda akan menyewa dalam Lira dan melakukan pembelian Anda dalam Lira,” katanya lagi.