Moscow, Teritorial.Com – Ditengah memanasnya situasi geopolitik dunia akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS)- China, Pasukan Nuklir Strategis Rusia menggelar latihan tempur yang melibatkan kapal selam dan pesawat pembom jarak jauh. Kementerian Pertahanan setempat telah mengonfirmasi manuver yang digelar hari Kamis (11/10/2018) tersebut.
Pihak Rusia menegaskan bahwa latihan perang digelar atas dasar urgensitas keamnan bagi negara mantan Uni-Soviet tersebut, dan hal tersebut sudah merupakan kewajiba bagi militer Rusia. “Latihan Pasukan Nuklir Strategis diadakan pada 11 Oktober 2018 atas perintah dari Presiden Rusia dan Panglima Tertinggi Vladimir Putin,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari kantor berita negara Rusia, TASS, Jumat (12/10/2018).
Menurut Kementerian Pertahanan, kapal selam Rusia dan pesawat pembom jarak jauh mengadakan latihan menembakkan peluru kendali (rudal) dari Laut Barents dan Okhotsk.
“Rudal balistik ditembakkan dari kapal selam, bersama dengan peluncuran penerbangan udara dan rudal pesawat dari Laut Barents dan Okhotsk, termasuk oleh pesawat jarak jauh, yang lepas landas dari lapangan terbang Engels, Ukrainka dan Shaikovka,” lanjut pernyataan kementerian itu.
Menurut kementerian tersebut, sistem peringatan dini rudal Rusia telah mendeteksi semua peluncuran rudal balistik dari kapal selam dalam latihan dan data peluncuran itu telah dikirim ke pos komando. “Sistem ruang angkasa terpadu dan stasiun radar berbasis darat telah secara tepat mendeteksi semua peluncuran rudal balistik dari kapal selam,” imbuh kementerian tersebut.
Hingga saat ini, Rusia tetap menjadi salah satu negara pemilik senjata nuklir yang sangat menakutkan bagi AS, walaupun rentan depresi ekonomi, namun sejumlah pengamat militer di AS meyakini bahwa lebih dari 60% pendapatan negara Rusia bersumber dari Industri pertahanan mereka, jadi bisa dibayangkan soal betapa pentingnya peningkatan kemampuan penguasaan atas teknologi persenjataan bagi Rusia.
Militer Moskow tak merinci alasan Presiden Putin memerintahkan Pasukan Nuklir Strategis Rusia menggelar latihan tempur. Bagi militer Rusia hal tersebut merupakan bentuk kewajaran sebagaimana yang negara lain lakukan, sehingga salah jika pihak barat menganggap aktivitas tersebut sebagai tindakan yang mengancam. Namun, manuver ini digelar di saat hubungan Moskow dan Barat masih bersitegang. “Data tentang peluncuran itu dikirim ke pos-pos pengendali dan angkatan bersenjata sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.”