Gina Haspel Tokoh Wanita Konservatif, Jabat Dirut CIA

0

Washington D.C, Teritorial.com – Untuk pertamakalinya di Amerika Serikat (AS), Direktur Central Intelligence Agency (CIA) dijabat oleh seorang wanita. Sempat mengundurkan diri dari pencalonan tersebut, namun akhirnya Senat menyetuji Gina Haspel menjabat posisi tersebut.

Sebelumnya wanita ini kerap mendapatkan kritik terkait program penyiksaan yang dia jalankan terhadap para tersangka kasus terorisme. Gaya konservatif yang melekat dalam dirinya membuat Perempuan ini dijagokan Presiden Donald Trump untuk memimpin badan intelijen Amerika.

Tidak jauh berbeda dengan Direktur CIA sebelumnya Michael Pompeo yang saat ini diangkat Trump sebagai Menteri Luar Negeri AS. Melalui pemungutan suara pada hari Kamis (17/5/2018), Haspel meraih dukungan 54 senator. Senat AS yang beranggotakan 100 orang dikuasai Partai Republik memiliki 51 kursi. Sisanya dimiliki Partai Demokrat dan beberapa partai lain.

Senator Richard Burr dari Partai Republik, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Haspel adalah orang terbaik untuk memimpin CIA. “Dia telah bertindak secara moral, etis, dan sesuai hukum selama kariernya,” katanya. Haspel dikenal menjalankan metode waterboarding dalam menginterogasi para anggota al-Qaeda di penjara rahasia CIA. Metode itu telah dinyatakan sebagai bentuk penyiksaan.

Senator Partai Mark Warner dari Virginia, dan empat rekan separtainya juga mendukung Haspel menjabat sebagai bos CIA. “Sebagai direktur CIA, Gina Haspel akan menjadi perwira operasi pertama dalam lebih dari lima dekade untuk memimpin agensi,” kata Warner dalam sebuah pernyataan.

“Yang terpenting, saya percaya dia adalah seseorang yang bisa dan akan membela presiden jika diperintahkan untuk melakukan sesuatu yang ilegal atau tidak bermoral-seperti kembali menjalankan penyiksaan,” katanya, yang dilansir Al Jazeera, Jumat (18/5/2018).

Selama sidang konfirmasi pada 9 Mei, Haspel mengatakan CIA tidak akan melanjutkan program penyiksaan, bahkan jika dia diperintahkan untuk melakukannya oleh presiden sekalipun. Padahal, Trump saat kampanye pemilu 2016 bersumpah untuk melanjutkan teknik waterboarding dan menjanjikan “neraka yang jauh lebih buruk” bagi para tersangka. (SON)

Share.

Comments are closed.