Baghdad, Teritorial.Com – Departemen Pertahanan AS menyebut dua pangkalan udara di Irak yang menampung pasukan Amerika Serikat dan koalisi mendapat serangan sejumlah rudal balistik.
Kantor berita negara Iran yang mengutip Garda Revolusi Iran menyebut serangan ke Pangkalan Al-Asad adalah aksi pembalasan setelah komandan pasukan elite Iran, Jenderal Qasem Soleimani,yang tewas dalam serangan drone di Baghdad, Irak, pada Jumat (03/01), atas perintah Presiden AS Donald Trump.
Harga-harga minyak melonjak sedikitnya 4,5% dalam bursa perdagangan Asia setelah laporan mengenai serangan ini mengemuka.
Lonjakan harga tersebut ditengarai karena munculnya kerisauan bahwa konflik AS-Iran akan mengganggu pasokan minyak dari Timur Tengah.
Rangkaian serangan itu berlangsung beberapa jam setelah pemakaman Soleimani. Gempuran kedua terjadi di Irbil sesaat setelah sejumlah rudal menghantam Pangkalan Al-Asad, sebut Al Mayadeen TV.
Sejauh ini belum diketahui apakah terdapat korban dalam insiden roket di pangkalan Al-Asad dan Irbil.
Gedung Putih menyadari laporan serangan dan Presiden Trump “memonitor” situasi.
“Kami mengetahui laporan-laporan serangan pada fasilitas AS di Irak. Presiden sudah diberikan taklimat dan memonitor situasi secara saksama dan berkonsultasi dengan tim keamanan nasionalnya,” sebut juru bicara Gedung Putih, Stephanie Grisham,seperti dikutip BBC Indonesia
Garda Revolusi Iran mengatakan serangan itu adalah pembalasan atas kematian Soleimani.
“Kami memperingatkan semua sekutu Amerika, yang memberikan pangkalan mereka kepada tentara teroris, bahwa setiap teritori yang menjadi lokasi awal tindakan agresif terhadap Iran akan menjadi target,” sebut pernyataan Garda Revolusi Iran yang disampaikan kantor berita IRNA.
Sebelumnya, Iran berjanji akan melakukan serangan.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan “akan ada serangan balasan terhadap penjahat” yang melakukan serangan.
Di sisi lain, Presiden Trump mengatakan penarikan mundur pasukan AS dari Irak adalah hal terburuk bagi negara tersebut.
Dia melontarkan komentarnya di tengah kemunculan sebuah surat—yang disebut militer AS dikirim secara salah—kepada perdana menteri Irak yang tampaknya menyepakati permintaan para anggota parlemen Irak agar pasukan AS ditarik mundur.
AS saat ini menempatkan 5.000 serdadu di Irak.
Adapun Inggris menyiagakan armada helikopter militernya menyusul ketegangan di Timur Tengah, kata Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace.