New Delhi, Teritorial.com – Sebagai upaya membangun kerjasama lintas negara dalam menanggulangi terrorisme yang kian mengancam baik ditingkat nasional maupun global, Indonesia dan India pada Jummat (5/1/2018) menggelar pertemuan bilateral di New Delhi membahas agenda kesepakatan bersama dua negara dalam memberantas terrorisme, radikalisme, extrimisme dan kekerasan yang membahayakan kehidupan banyak orang.
Joint Commission meeting India-Indonesia yang ke-5 tersebut dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri India Sushma Swaraj. Dalam kesempatannya Retno Marsudi menjelaskan posisi penolakan Indonesia terhadap berbagai bentuk tindak terrorisme. Sejauh ini pemerintah Indonesia tengah melakukan berbagai cara penindakan baik melalui pendekatan hukum maupun sosial dalam menghapus tindak terrorisme serta ideologi yang menyertainya dari bumi nusantara.
Dilansir dari business-standard.com (6/1/2018), baik India maupun Indonesia sepakat untuk mengambil tindakan tegas dalam pemberantasan terorisme dan menutup kerjasama dengan negara-negara yang disinyalir merupakan negara pendukung terrorisme, atau bahkan dengan sengaja membiarkan kelompok terroris bersemayam dan tinggal dengan leluasa sebagaimana yang terjadi sebelumnya di Pakistan.
Selain pembahasan mengenai terrorisme, Retno mengingatkan kembali bahwasanya Indonesia dan India merupakan negara maritim yabg juga memiliki kedekatan khusus tidak hanya secara geografis, namun partner dalam bidang ekonomi dan perdagangan. “kita merupakan dua major countries yang memiliki peran penting bagi kawasan Indo-Pasifik. Kawasan yang dikenal dengan ramai akan dinamika tantangan keamanan hingga kerjasama dan pembagunan integrasi ekonomi dan perdagangan,” jelas Retno kepada Sushma.
Disela pidatonya Retno mengungkapkan kekhawatirannya agar lautan Hindia tidak bernasib sama seperti yang terjadi di Laut Cina Selatan (LCS). Sushma Swaraj juga menambahkan bahwa Indonesia merupakan negara terbesar di ASEAN, yang juga penganut paham demokrasi. “Negara dengan sumber daya alam dan kekuatan ekonomi terbesar di ASEAN, yang tentunya berperan lebih terhadap pembentukan arsitektur keamanan kawasan di Indo-Pasifik,” uangkap Sushma kepada Retno.
Perlu dicatat India saat ini India telah menjalin kerjasama dengan 10 negara ASEAN dibawah paltform New Delhi’s East Policy. Bagi India, Indonesia merupakan negara partner terbesar India saat ini di Asia Tenggara. Dengan kekuatan eknomi Indonesia jelas akan membawa keuntungan besar bagi ke dua negara. Dirinya juga menambahkan bahwa dalam menjaga keamanan maritim Indonesia merupakan partner konsultasi bagi India terkiat kerjasama maritim yang tertuang dalam hukul laut internasional, United Nations Convention on the law of the Sea (Unclos) terkait bidang strategis seperti freedom of navigation and safety of sea lanes of communication.
Retno juga melaporkan bahwa kerjasama perdagangan bilateral India-Indonesia sejauh ini telah meroket dari 4.3 triliun di tahun 2005-2006 hingga 17 triliun in di tahun 2016-2017. “Sejauh ini kami akan terus berkomitmen meningkatkan kerjasama berkelanjutan dalam membuka laju investasi dan perdagangan, saling membuka akses pasar, dan menigkatkan pelayanan jasa dan barang”, imbau Retno. (SON)