Jakarta, Teritorial.com – Juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, Rabu sore (5/4) mengatakan, “Sekjen PBB terkejut atas gambar-gambar yang dilihatnya pagi ini tentang aksi kekerasan dan pemukulan oleh pasukan keamanan Israel di dalam Masjid Al Aqsa di Yerusalem.
Dalam kalender, ini merupakan saat-saat suci bagi Yahudi, Kristen dan Muslim, sedianya menjadi saat bagi perdamaian, bukan kekerasan. Tempat ibadah sedianya hanya digunakan untuk ibadah keagamaan yang damai.”
Masjid Al Aqsa terletak di kompleks perbukitan yang disakralkan oleh warga Muslim dan juga Yahudi. Saling klaim atas kawasan itu telah berubah menjadi aksi kekerasan, termasuk perang selama 11 hari antara Israel dan Hamas, kelompok militan yang menguasai Gaza.
Masjid Al Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam dan berdiri di tempat yang dikenal oleh warga Yahudi sebagai Temple Mount, yang merupakan situs tersuci dalam Yudaisme.
Polisi Israel menyerbu Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem Rabu dini hari, menembakkan granat kejut ke arah jemaah, yang dibalas dengan lemparan batu dan petasan. Militan Palestina di Gaza menanggapi aksi kekerasan itu telah menembakkan roket ke bagian selatan Israel, yang memicu serangan udara Israel berulang kali.
Aksi kekerasan ini terjadi ketika warga Muslim merayakan bulan suci Ramadan dan warga Yahudi bersiap memulai Passover, sehingga memicu kekhawatiran akan meluasnya dampak aksi ini.
Kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem yang biasanya dipadati jemaah Muslim untuk melangsungkan ibadah, hari Rabu ini sepi.
Kelompok militan Palestina memperingatkan siap melakukan konfrontasi lebih lanjut, tetapi seorang pejabat Palestina mengatakan Otorita Palestina telah menghubungi pejabat-pejabat di Mesir, Yordania, Amerika dan juga di badan PBB untuk meredakan situasi. Ia berbicara dengan syarat anonim karena tidak berhak memberi informasi kepada media.