Berlin, Teritorial.Com – Jerman memperingati 30 tahun runtuhnya Tembok Berlin, di Berlin, Sabtu (9/11) dengan serangkaian upacara yang dipimpin oleh Kanselir Jerman Angela Merkel. Tembok Berlin yang pernah memisahkan ibu kota Jerman di masa Perang Dingin akhirnya dirobohkan pada 9 November 1989.
“Tembok Berlin sudah hilang dan itu mengajarkan kita bahwa tidak ada tembok pemisah warga dan pembatas kebebasan, setinggi atau selebar apapun, yang tidak bisa dihancurkan”, ujar Merkel seperti dikutip VOA Indonesia.
Seperti dikutip dari Kompas.com, Jerman sempat terbagi menjadi dua wilayah setelah berakhirnya Perang Dunia II, yakni Jerman Barat dan Jerman Timur. Sejak tahun 1945, Uni Soviet menginvasi wilayah Timur Jerman dan Amerika Serikat beserta sekutu menguasai kawasan Barat.
Selain memisahkan kedua sisi Berlin, Barat dan Timur, secara fisik, Tembok Berlin juga memisahkan ideologi yang dianut kedua negara Jerman. Jerman Barat merupakan negara demokratis yang merupakan bagian dari blok Barat sedangkan Jerman Timur merupakan negara komunis yang berkiblat kepada Uni Soviet.
Selama 45 tahun kemudian, penduduk kedua negara terpisah. Bahkan, pemisahan wilayah ini menjadi salah satu penanda fase Perang Dingin di kawasan Eropa.
Kemudian, penyatuan kembali kedua wilayah itu hanya berselang kurang dari setahun setelah runtuhnya Tembok Berlin. Kembali bersatunya dua wilayah yang sebelumnya terpisah pada 3 Oktober 2019 menjadi hari yang bersejarah bagi warga Jerman.
Runtuhnya Tembok Berlin menjadi angin segar bagi upaya reunifikasi atau penyatuan kembali dua wilayah yang telah terpisah lebih dari empat dekade.