Riyadh, Teritorial.Com – Pihak berwenang Arab Saudi telah menangkap dan menahan ulama berpengaruh, Safar al-Hawali, dan tiga putranya. Hawali dikenal sebagai pemuka agama yang mengkritik keluarga kerajaan karena korupsi dan bekerja untuk Barat.
Penangkapan Hawali dilaporkan kelompok hak asasi manusia yang bermarkas di London, ALQST. Aktivis ALQST, Yahya Assiri, kepada Reuters, Jumat (13/7/2018), mengatakan bahwa ulama itu ditangkap hari Rabu lalu setelah dia menerbitkan sebuah buku yang mengkritik keluarga Kerajaan Arab Saudi. .
Pihak berwenang Riyadh belum menanggapi permintaan komentar yang diajukan wartawan. Riyadh selama ini mengklaim tidak memiliki tahanan politik. Namun, para pejabat senior mengatakan pemantauan terhadap aktivis diperlukan untuk menjaga stabilitas sosial di negara tersebut.
Para kritikus mengatakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman tidak melakukan banyak hal untuk meliberalisasi politik di negara, di mana raja menikmati otoritas mutlak. Putra Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud itu selama ini telah menargetkan para pembangkang.
Hawali menjadi ulama yang terkenal 25 tahun yang lalu sebagai pemimpin kelompok Sahwa. Kelompok itu muncul karena gelisah dengan dibawanya demokrasi ke Arab Saudi. Dia telah mengkritik keluarga kerajaan karena korupsi, liberalisasi sosial dan bekerja untuk Barat.
Dia pernah dipenjara terkait tindakan keras otoritas Saudi terhadap kelompok Islamis pada 1990-an. Namun, dia dibebaskan setelah bungkam atau berhenti mengkritik.
Setelah invasi Amerika ke Irak pada tahun 2003, Hawali mendukung kelompok “jihad” anti-AS. Namun, dia juga mengecam serangan militan Islamis terhadap orang-orang Barat di Arab Saudi.
Kelompok Sahwa telah dilemahkan oleh tindakan represi dan kooptasi, namun masih aktif. Keluarga al-Saud selalu menganggap kelompok Islamis sebagai ancaman internal terbesar terhadap kekuasaannya di negara tersebut. Saudi selama satu dekade telah menggencarkan operasi terhadap kelompok al-Qaeda.(SON)