India, Teritorial.com – Para pejabat mengatakan, Sabtu (3/6/2023), korban tewas dalam tabrakan maut tiga kereta di India mencapai 288 orang dan ratusan penumpang lainnya cedera. Tabrak yang terjadi pada Jumat (2/6/2023) adalah kecelakaan kereta api paling mematikan selama lebih dari 20 tahun.
Berdasarkan informasi dari lapangan, puing-puing bertumpukan di lokasi tabrakan dekat Balasore di Odisha, negara bagian di bagian timur India. Sebagian gerbong kereta tampak terseret jauh dari jalurnya dan sebagian gerbong lainnya terbalik.
Gerbong-gerbong yang hancur akibat tabrakan pada Jumat (2/6/2023) petang tampak berlumuran darah.
Seorang peneliti, Anubhav Das, sedang duduk di gerbong terakhir salah satu kereta nahas itu ketika dia mendengar suara “berdecit yang mengerikan dari kejauhan.”
Gerbong yang ditumpanginya tidak terguling dan dia berhasil melompat keluar dengan selamat setelah kereta berhenti.
“Saya melihat pemandangan berlumuran darah, jenazah-jenazah yang nyaris hancur dan seorang pria yang lengannya putus sedang dibantu oleh anak laki-lakinya yang cedera,” kata pria berusia 27 tahun itu kepada AFP.
“Saya sudah tidak bisa menghitung jenazah lagi sebelum meninggalkan lokasi. Sekarang saya merasa bersalah.”
Urutan kejadian tabrakan itu masih belum jelas. Namun sejumlah laporan mengutip para pejabat perkeretapian mengatakan ada kesalahan pengiriman sinyal dari kereta Coromandal Express yang melaju dari Kolkata ke Chennai.
Kereta itu kemudian menabrak kereta yang sedang terparkir. Puing-puing kereta dari tabrakan itu mengakibatkan sebuah kereta ekspres yang sedang melintas dari Kota Bengaluru ke Kolkata di jalur yang sama, anjlok.
Warga di lokasi tabrakan segera berhamburan menolong korban sebelum bantuan tiba.
Upaya pencarian dinyatakan selesai pada Sabtu (3/6) malam setelah petugas SAR sudah menyisir puing-puing gerbong untuk mengevakuasi korban selamat. Jenazah-jenazah yang sudah dievakuasi di tempatkan di samping jalur kereta api dan diselimuti kain putih.
“Seluruh jenazah dan para penumpang sudah dievakuasi dari lokasi kecelakaan,” kata seorang pejabat dari ruang control gawat darurat Balasore.
Sudhanshu Sarangi, direktur jenderal Dinas Pemadam Kebakaran Odisha, mengatakan jumlah korban tewas mencapai 288, tapi diperkirakan bisa bertambah hingga mencapai sekitar 380.
Perdana Menteri Narendra Modi mengunjungi lokasi kecelakaan dan menjenguk para penumpang yang dirawat di rumah sakit. Dia mengatakan “semua yang bertanggung jawab” atas kecelakaan kereta akan dimintai pertanggungjawaban.
“Ini momen yang memilukan,” kata Modi kepada stasiun berita Doordarshan. “Saya berdoa kita bisa melalui masa yang menyedihkan ini secepat mungkin.”
Ketiga terburuk
India tercatat sebagai salah satu negara dengan jaringan kereta api terbesar di dunia dan sudah mengalami beberapa kecelakaan. Kecelakaan paling buruk terjadi pada 1981 ketika sebuah kereta anjlok saat melintasi jembatan di Bihar dan tercebur ke sungai di bawahnya hingga menewaskan antara 800 dan 1.000 orang.
Tabrakan pada Jumat adalah kecelakaan terburuk ketiga dan paling fatal sejak 1995 ketika dua kereta ekspres bertabrakan di Firozabad dekat Agra yang menewaskan 300 orang.
Sekretaris Utama negara bagian Odisha Pradeep Jena membenarkan bahwa ada 900 penumpang yang cedera dan mereka sudah dirawat di rumah sakit.