Kronologi Rumor Xi Jinping Dikudeta Jenderal China

0

TERITORIAL.COM – Presiden China Xi Jinping baru-baru ini menjadi sorotan setelah rumor dirinya dikudeta menyebar luas di media sosial terutama Twitter.
Rumor kudeta ini muncul menjelang Kongres Partai Komunis China (PKC) yang akan berlangsung pad 16 Oktober mendatang. Dalam kongres ini, Xi digadang-gadang akan dipilih lagi menjadi presiden China untuk ketiga kalinya.

2 Pejabat China yang Berpotensi Jadi Presiden Gantikan Xi Jinping
Rumor Xi Jinping dikudeta pertama kali tersebar dari jaringan pemberontak China, lalu merebak dan diangkat media India. Ini membuat tagar #kudetaChina menjadi tren di Twitter pada akhir pekan lalu.

Rumor itu semakin panas kala muncul klaim pembatalan banyak penerbangan dari dan menuju ibu kota Beijing hingga video mobilisasi kendaraan militer yang berjejer di jalanan ibu kota.

Selain itu, sosok Xi yang “menghilang” dan pemerintah China yang bungkam saat dikonfirmasi memicu rumor kudeta semakin meluas. Xi terakhir kali terlihat di publik dalam KTT Kerja Sama Organisasi Shanghai (SCO) di Uzbekistan pada 15-16 Oktober.

Pertemuan di Uzbekistan itu menjadi perjalanan luar negeri perdana Xi sejak dua tahun terakhir pandemi Covid-19 terjadi. Setelah pertemuan itu Xi tak lagi muncul ke publik terutama saat rumor kudeta muncul.

Selain diisukan dikudeta, Xi bahkan disebut menjadi tahanan rumah di Beijing. Seorang jenderal Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), Li Qiaoming, diisukan menjadi sosok yang menggantikan Xi di pucuk kepemimpinan.

Di tengah rumor, Xi pun akhirnya muncul ke publik saat menghadiri sebuah pameran di Beijing pada Selasa (27/9). Dalam acara itu, Xi tampak mengenakan masker dan menjelajahi seluruh karya yang dipamerkan di Aula Pameran Beijing. Pameran ini menyuguhkan pencapaian China selama Xi berkuasa.

Alasan Israel Baru Sekarang Sudi Akui Negara Palestina
Xi didampingi oleh Perdana Menteri Li Keqiang dan pejabat tinggi lain, termasuk seluruh anggota Komite Tetap Politbiro.

Dilansir CNN, rumor kudeta juga mudah tersebar luas karena sistem politik China yang buram dan sangat tertutup. Kebanyakan keputusan penting pemerintah dibuat secara rahasia dan tertutup, termasuk kongres PKC Oktober nanti yang menentukan siapa pemimpin China selanjutnya.

Kondisi ini membuat masyarakat internasional termasuk warga China sendiri sulit untuk benar-benar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di pemerintahan.

Inilah yang menyebabkan masyarakat China mudah terpapar rumor politik, termasuk persaingan kekuasaan.

Ini menyebabkan kekuatan faksi partai dan tokoh yang dituakan di dalam partai semakin melemah.

“Keburaman politik menjadi penyebab masyarakat semakin mudah menyebarkan rumor. Hanya ada sangat sedikit informasi yang disebarkan dari dalam China,” kata seorang ahli politik Universitas Chicago, Dali Yang.

Selain itu, ketidakpuasan publik pada Xi turut memanaskan rumor tersebut.

“Dengan kebijakan nol-Covid yang menyebabkan rasa frustrasi dan ekonomi yang lesu, muncul keinginan kuat untuk perubahan, dan kita, manusia

Share.

Comments are closed.