Kunjungi Rumah Sakit,Penampilan Publik Pertama Presiden China Ditengah Wabah Virus Corona

0

Beijing, Teritorial.Com – Presiden China Xi Jinping mengunjungi beberapa lokasi di Ibu Kota dan berbincang dengan petugas medis di Wuhan melalui konferensi video ditengah mewabahnya virus corona di negeri Tirai Bambu tersebut.

Ini merupakan penampilan publik pertama Xi Jinping sejak pertemuan dengan Perdana Menteri Kamboja minggu lalu dan sejak epidemi virus corona bulan lalu. Kunjungan ini juga menunjukkan bahwa pemerintah China berada di garis terdepan untuk memerangi epidemi virus corona.

Namun, penampilan Jinping ini tidak biasa, tidak terdapat informasi tentang kehadirannya di Beijing saat itu,dimana seharusnya para warga bersiap kembali bekerja pasca libur panjang.

Dilansir The New York Times, Presiden China mengunjungi komunitas lingkungan, rumah sakit, dan pusat pengendalian penyakit di Chaoyang, salah satu distrik terbesar di Ibu Kota Beijing. Selain itu, untuk pertama kalinya Jinping juga berbicara secara langsung melalui konferensi video dengan para petugas medis di Wuhan.

Jinping menyebut Wuhan adalah “kota pahlawan” yang kemudian dikritik oleh kritikus bahwa wabah virus ini juga telah menjadi “perang rakyat”.

Mundurnya pimpinan China dari “panggung utama” telah menimbulkan spekaluasi tentang perannya dan dinamika internal kepemimpinan Partai Komunis pada saat ia menghadapi tantangan kesehatan masyarakat yang paling parah sejak epidemi SARS 17 tahun yang lalu.

Penampilan publik Jinping pada hari Senin (10/2) lalu ditengarai untuk “menghentikan” pertanyaan semacam itu.

Televisi pemerintah menggambarkan kunjungan tersebut sebagai peran sentral dan respons pemerintah. Selain itu, hal ini juga digunakan untuk menunjukkan empati kepada para masyarakat yang tengah dihantui dengan epidemi virus ini dan langkah-langkah pemerintah untuk menghentikannya.

Saat kunjungan tersebut, Jinping juga harus menjalani pemeriksaan suhu di pusat komunitas dan rumah sakit. Pemeriksaan tersebut nyatanya telah menjadi hal yang harus dialami oleh jutaan warga China yang memasuki hampir semua ruang publik, mulai dari kereta bawah tanah hingga ke pusat perbelanjaan.

Siapapun yang mengalami gejala demam dapat ditolak masuk dan bahkan dikirim pulang, atau dalam kasus yang lebih buruk, dikirim langsung ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut dan kemungkinan dikarantina.

Seorang analis politik independen di Beijing, Wu Qian menyebut bahwa epidemi yang memburuk ini telah menciptakan “tekanan dari publik dan dari dalam partai” bagi Presiden Xi Jinping untuk menunjukkan bahwa ia, seperti yang sering dilaporkan, “secara langsung” mengarahkan respons pemerintah.

Qian juga menyebut bahwa hal itu juga mencerminkan kekahwatiran politik tentang dampak wabah ini untuk kota-kota terpenting di China.

“Hal ini telah menjadi masalah keamanan politik. Keamanan politik tidak berarti dalam arti perlawanan rakyat tetapi epidemi yang dapat menyebar ke Beijing dan Shanghai dapat membahayakan operasi politik di kota-kota besar China”, ujar Qu Qian seperti dikutip The New York Times.

Presiden Jinping jarang bertemu dengan publik. Dalam sebuah video yang dirilis pada hari Senin (10/2) di situs web pemerintah kota Beijing, Jinping muncul di trotoar di luar kantor kota di daerah Anhuali di Beijing, dimana ia juga terlihat melambaikan tangannya kepada orang-orang yang terlihat dari jendela apartemen.

Dalam video yang sama, Jinping juga terlihat berbicara sebentar dengan beberapa warga. “Untuk sementara dalam waktu khusus ini, tidak bisa berjabat tangan”, ujar Jinping yang direspons dengan tawa dari orang-orang sekitarnya.

Jinping juga didampingi oleh pejabat senior saat melakukan kunjungan publiknya termasuk sekretaris Partai Komunis untuk Beijing Cai Qi dan Walikota Chen Jining.

Presiden China juga dilaporkan mengunjungi Rumah Sakit Ditan, yang terletak tidak jauh dengan kantor kota. Meskipun laporan televisi tidak menunjukkan dia bertemu dengan pasien mana pun. Menurut hitungan terakhir pemerintah, terdapat 337 kasus virus corona yang dikonfirmasi di Beijing dan dilaporkan dua orang meninggal, yang terbaru pada tanggal 7 Februari 2020.

Namun, Presiden Jinping belum mengunjungi Wuhan. Tugas itu dilakukan oleh Perdana Menteri Li Keqiang, pejabat nomor dua China dan Wakil Perdana Menteri Sun Chunlan.

Dalam konferensi video yang dilakukan Jinping, juga dilaksanakan pertemuan pemerintahan di Wuhan yang dilakukan oleh Sun Chunlan, dimana sekarang ia menjabat sebagai pejabat senior di Hubei.

Selain itu, juga dilakukan perbincangan dengan para dokter dan perawat di beberapa rumah sakit, termasuk rumah sakit yang dibangun dalam hitungan hari setelah kota Wuhan di isolasi.

“Disini, atas nama Komite Partai Sentral, saya menyampaikan rasa terima kasih sepenuh hati yang tulus kepada Anda dan para pekerja medis dalam perang melawan epidemi di seluruh negeri,” ujar Jinping.

Share.

Comments are closed.