Malaysia Peringatkan Perusahaan Kilang Minyak Australia untuk Berhenti Rusak Lingkungan

0

Perang dagang antara Amerika Serikta dengan Cina diwarnai oleh ketakutan Amerika Serikat bahwa Cina mungkin dapat mengambil keuntungan atas posisinya sebagai Produsen hasil bumi langka yang utama di dunia, dan sebagai konsekuensinya mucul desakan-desakan terhadap Amerika untuk mencari sumber alternatif.

Hal penting dari produksi hasil bumi langka ini yaitu bisnis ini merupakan bisnis kotor yang menyebabkan kerusakan lingkungan dimana banyak negara yang tidak dapat mentoleransi. Malaysia menjadi salah satu negara yang melakukan penolakan.

Pemerintah Pakatan Harapan yang baru di Malaysia mengancam untuk tidak melanjutkan izin operasi kepada Perusahan tambang Australia, Lynas, kecuali perusahan tersebut mengikuti aturan yang ketat dalam penambangan kilang minyaknya yang ada di Kutan. Perusahaan tersebut telah berjalan sejak tahun 2012.

Pemerintah Malaysia juga memerintahkan Lynas untuk memindahkan dan membuang lebih dari 451.000 ton sisa limbah yang mengandung radioaktif pada saat proses penambangan. Perusahaan tersebut telah diberikan deadline sampai bulan September.

Lynas merespon melalui jalur hukum untuk melawan Pemerintahan Malaysia, namun Yeo Bee Yin, Menteri Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan dan Perubahan Iklim, bersikeras memberikan pelarangan terhadap fasilitas perusahaan tersebut yang masih dalam wilayah kedaulatan nasional Malaysia.

“Lynas tidak bisa datang dan mendikte bagaimana peraturan hukum berlaku… mereka tidak bisa meminta pengecualian seolah-olah itu adalah hak mereka,” ucap Yeo Bee Yin.

Yeo Bee Yin bersikeras terhadap kebijakan yang bertujuan untuk melindungi lingkungan sambil mendorong untuk menemukan energi terbaharukan dan memotong import dan penggunaan plastik.

Share.

Comments are closed.