Beijing, Teritorial.com – Partai Komunis Cina membuka jalan bagi Presiden Xi Xinping untuk menjabat tanpa batas waktu, dengan mengusulkan penghapusan klausul yang membatasi masa jabatan presiden selama dua periode.
Sejak menduduki jabatan presiden lebih dari lima tahun lalu, Xi telah melakukan perombakan radikal dalam partai, termasuk dengan mencopot para pemimpin utama yang sebelumnya diperkirakan tidak dapat disentuh sebagai bagian dari pemberantasan korupsi yang sudah berakar
Pengumuman partai pada hari Minggu (25/2/2018) itu, disiarkan kantor berita Xinhua, tetapi hanya memberi sedikit rincian. Dikatakan usulan itu dibuat Komite Sentral Partai, badan terbesar yang anggotanya terdiri dari para elit partai. Usulan tersebut juga mencakup posisi wakil presiden. Xi Jin Ping, dewasa ini menjabat Sekjen Partai Komunis China dan Ketua Komisi Sentral Angkatan Bersenjata. Kedua jabatan ini tidak memiliki batas waktu.
Usulan partai tersebut tidak terduga, dan sulit untuk meramalkan berapa lama lagi Xi akan menjabat. Secara teori, Xi akan menjabat lebih lama dari Presiden Zimbabwe Robert Mugabe. Tetapi tidak satupun orang dapat memastikan apa yang akan terjadi, kata Zhang Lifan, sejarahwan dan komentator politik , menunjuk kepada Mugabe yang menjabat selama emat periode dan berakhir November lalu, sesudah angkatan bersenjata dan bekas sekutu politiknya menyingkirkannya.
Perubahan Undang-Undang memerlukan persetujuan parlemen, yang dikuasai para anggota karena kesetiaannya kepada partai, yang berarti suatu perubahan tidak bisa dihalangi. Terdapat spekulasi yang kuat Xi ingin tetap menjabat presiden setelah dua periode masa jabatannya berlalu.
Kongres partai pada Oktober lalu ditutup tanpa menunjuk calon yang akhirnya akan menggantikan Xi. Tidak seperti tiga pendiri pemimpin China, Mao Zedong, Hua Guofeng dan Hu Yaobang, yang yang semuanya menjadi ketua partai, Xi hanya menjabat Sekjen.
Namun menjabat Sekjen atau kelak sebagai ketua partai sebenarnya bukan masalah, sebab yang penting adalahkekuasaan yang digenggamnya. Persoalannya adalah apakah anda seorang kaisar? Di China, orang biasa sudah menganggap Xi Jinping sebagai kaisar, said Zhang Ming, professor ilmu politik Universitas Renmin China di Beijing. (SON)