Moscow, Teritorial.Com – Era Perang Dingin telah berakhir namun bukan berarti persaingan strategis Amerika Serikat (AS) dan Rusia berakhir begitu saja. Sejumlah pejabat militer, politisi dan pakar Amerika Serikat (AS) mengatakan krisis komunikasi antara Moskow dan Washington berpotensi berubah menjadi perang nuklir.
Kekhawatiran akan kian memanasnya tensi persaingan antar kedua negara tersebut, mendorong keingingan dari salah satu pejabat militer Washington merasa perlu untuk berkomunikasi yang lebih baik dengan militer Moskow. “Selama Perang Dingin, kami memahami sinyal satu sama lain Kami berbicara,”Saya khawatir kita juga tidak mengenal mereka hari ini.” kata Jenderal Angkatan Darat AS Curtis Scaparrotti, yang merupakan demisioner Komandan Tertinggi Sekutu NATO Eropa.
Menurut Scaparrotti, komunikasi yang jauh lebih intensif dengan Rusia diperlukan. Dia secara pribadi bertemu dengan kepala staf umum Rusia, Jenderal Valery Gerasimov, hanya dua kali tetapi memiliki sejumlah percakapan telepon selama dinasnya. “Saya pribadi berpikir komunikasi adalah bagian yang sangat penting dari pencegahan,” kata Scaparrotti, seperti dikutip dari Sputnik, Senin (15/4/2019). Menurutnya, dengan mengetahui kemampuan dan niat masing-masing akan lebih kecil kemungkinannya masuk ke dalam konflik secara langsung.
Stavridis mengatakan Barat harus menghadapi Rusia bila perlu. Namun, dia juga menyerukan peningkatan komunikasi antara kedua negara. Menurut Stavridis, ada ruang untuk kerja sama antara kedua militer, termasuk pada isu-isu yang berkaitan dengan wilayah Arktik dan kontrol senjata. “Kami dalam bahaya tersandung mundur ke dalam Perang Dingin yang tidak menguntungkan siapa pun,” kata Stavridis dalam keterangan pers yang dikutip dari AFP.
Sam Nunn, mantan Senator Demokrat Georgia, mencatat bahwa dialog dengan Rusia terlalu penting untuk dikesampingkan, bahkan jika dialog semacam itu menimbulkan kontroversi politik di dalam negeri. “Anda tidak bisa membatalkan waktu,” katanya. “Masalah nuklir terus berlanjut, dan itu semakin berbahaya,” ujarnya.
Nunn, bersama dengan mantan Menteri Luar Negeri George Shultz dan mantan Menteri Pertahanan William Perry, dalam kolom opini Wall Street Journal pada Kamis lalu mengatakan bahwa AS harus terlibat pembicaraan lagi dengan Rusia untuk memastikan senjata nuklir tidak menyebar dan tidak pernah digunakan lagi.
“Pergeseran kebijakan yang berani diperlukan untuk mendukung keterlibatan kembali secara strategis dengan Rusia dan mundur dari jurang berbahaya ini. Jika tidak, negara-negara kita akan segera terjebak dalam kebuntuan nuklir yang lebih berbahaya, membingungkan, dan lebih mahal secara ekonomi daripada Perang Dingin,” tulis trio pakar tersebut.