Washington D.C., Teritorial.com – Dalam Nota Memorandum Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) tertanggal (19/1/2018), Menhan Jim Mattis, menegaskan bahwa operasi militer AS dalam rangka menjaga stabilitas keamanan baik di level kawasan hingga global tetap beroperasi seperti biasanya, tidak ada gangguan sedikitpun dari tutupnya pemerintahan AS tersebut.
“Kita akan tetap mengoprasikan kekuatan militer kita di pos-pos seperti biasanya, Kapal Perang, Kapal Selam, akan tetap beroperasi di wilayah-wilayah yang telah ditentukan sebelumnya, begitujua aircraft tetap akan melanjutkan tugasnya menjaga dan mengawal keamanan udara wilayah AS dan diseluruh tempat-tempat penugasan seperti di Timur Tengah, Asia-Pasifik, Asia Tenggara, Eropa dan Afrika”. Ujar Purnawirawan Jenderal Angkatan Darat tersebut.
Menanggapi kekisruhan yang terjadi antara dua kubuh parpol tersebut Republika dan Demokrat, Menhan AS menegaskan bahwa konflik internal tidak akan berdampak pada operasi militer AS. Hal tersebut menunjukan komitmen AS sebagai negara Superpower tunggal dunia yang bertanggungjawab atas keamanan internasional.
Tutupnya pemerintah AS tersebut bermuara pada perbedaan pandangan antara partai Republik dan Demokrat soal ebijakan imigrasi dan keamanan perbatasan. Dengan begitu hingga di menit akhir jelang pergantian hari belum ada satupun kebijakan yang ditetapkan oleh senat.
Dalam rapat hingga larut malam, Jumat 19 Januari, para senator tak menyetujui rancangan undang-undang (RUU) untuk memperpanjang pedanaan bagi pemerintah sampai 16 Februari. RUU itu membutuhkan 60 suara Senat untuk lolos menjadi UU, tapi hanya 50 yang mendukung.
Dilansir dari New York Times (19/1/2018), Sebagian besar senator Demokrat menolak RUU karena permintaan mereka agar ratusan ribu imigran, sebagian besar kalangan muda, untuk dilindungi, gagal. Demokrat menginginkan RUU melindungi nasib 700.000 imigran tanpa dokumen yang terancam dideportasi.
Kebuntuan mengakibatkan pemerintah AS dinyatakan tutup mulai Sabtu (20/1/2018), tepat di usia 1 tahun pemerintahan Presiden Trump. Meski demikian, MConnell dan Schumer tetap berkomitmen mencari solusi atas kebuntuan ini secepat mungkin. “Malam ini, mereka menempatkan politik di atas keamanan nasional kita, militer, anak-anak yang rentan, dan kemampuan negara kita untuk melayani semua orang Amerika,” kata Juru Bicara Gedung Putih, Sarah Sanders kepada seluruh awak media.
Sanders juga menegaskan pembicaraan mengenai imigrasi tak akan dilakukan sampai pemerintahan berjalan kembali. Schumer pun membalas pernyataan Gedung Putih dengan menyebut Presiden Trump lah yang menjadi penyebab kebuntuan ini. Sampai anggaran disepakati, beberapa kantor federal di seluruh Amerika tidak akan beroperasi. Akibatnya, 850.000 pegawai dipastikan menggagur sementara. (SON)