Jakarta, Teritorial.com – Setelah terlibat konflik sejak Oktober 2023 lalu, Hamas dan Israel akhirnya menyepakati gencatan senjata serta melakukan pertukaran tawanan.
Tepat di hari ini (16/01/2025), Hamas pun akhirnya memberi pernyataan resmi soal gencatan senjata Palestina Israel ini.
“Perjanjian gencatan senjata adalah hasil dari ketangguhan legendaris rakyat Palestina kita yang hebat dan perlawanan gagah berani kita di Jalur Gaza selama lebih dari 15 bulan. Perjanjian ini merupakan tonggak sejarah dalam konflik dengan musuh, dalam perjalanan untuk mencapai tujuan rakyat kita untuk pembebasan dan pengembalian,” tulis Hamas lewat Hamasinfo.info, Kamis (16/01).
“Perjanjian ini didorong oleh tanggung jawab kita terhadap rakyat kita yang teguh di Jalur Gaza untuk menghentikan agresi Zionis terhadap mereka dan menghentikan pertumpahan darah, pembantaian, dan perang genosida yang sedang mereka alami,” lanjutnya.
Tak hanya itu, kelompok tersebut juga menyampaikan terima kasih atas semua dukungan internasional yang selama ini sudah ikut menyuarakan solidaritas dengan Gaza, serta upaya para mediator demi mencapai kesepakatan ini.
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan rasa terima kasih pada Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Joe Biden atas tercapainya kesepakatan tersebut.
“Perdana Menteri menegaskan bahwa dia berkomitmen untuk memulangkan semua sandera semampunya, dan memuji Presiden terpilih AS atas pernyataannya bahwa AS akan bekerja sama dengan Israel untuk memastikan bahwa Gaza tidak akan pernah menjadi surga bagi terorisme. Netanyahu kemudian berbicara dengan Presiden AS Joe Biden dan mengucapkan terima kasih kepadanya atas bantuannya dalam memajukan kesepakatan penyanderaan,” tulis kantor Perdana Menteri Israel lewat platform X @IsraeliPM.
Tercapainya gencatan senjata ini pertama kali diumumkan oleh Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani di Doha pada 15 Januari.
Melalui pernyataan bersama antara Qatar, Mesir dan AS, kesepakatan yang dicapai oleh kedua belah pihak mencakup tiga tahap dan akan terlaksana pada 19 Januari mendatang.
Tahap pertama akan berlangsung selama 42 hari meliputi gencatan senjata, penarikan dan penempatan kembali pasukan Israel di luar wilayah padat penduduk, dan memastikan distribusi bantuan kemanusiaan di seluruh wilayah Gaza.
(*)