Washington, Teritorial.Com – Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengakui bahwa militan ISIS memperoleh kekuatan di beberapa area. Meskipun demikian, Pompeo mengatakan bahwa kapasitas kelompok militan untuk melakukan serangan telah sangat berkurang.
“Ini rumit. Tentu saja ada tempat-tempat dimana ISIS lebih kuat saat ini dibandingkan tiga atau empat tahun yang lalu,” kata Pompeo dalam sebuah wawancara dalam sebuah program CBS “This Morning”, Selasa (20/8), seperti dikutip Reuters.
Pompeo menjelaskan bahwa kekhalifahan yang selama ini diproklamirkan oleh kelompok itu telah menghilang, sehingga kemampuan untuk menyerang telah menjadi jauh lebih sulit.
Dalam kesempatan tersebut, Pompeo juga ditanya mengenai laporan New York Times yang menyebut bahwa kelompok militan Islam tersebut memperoleh kekuatan baru di Irak dan Suriah.
Pompeo kemudian menjelaskan perihal rencana untuk mengalahkan ISIS yang dilaksanakan dengan 80 negara lainnya telah berjalan sangat sukses. Namun, ia mengingatkan bahwa akan selalu ada resiko kebangkitan “kelompok teroris islam radikal”, termasuk kelompok Al Qaeda dan Islamic State.
Sebelumnya, pada bulan Desember, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pasukan AS telah berhasil menyelesaikan misi mereka untuk mengalahkan ISIS. “Kami menang”, ujar Trump saat itu.
Sementara itu, di Jenewa, seorang pejabat senior Cina memperingatkan bahaya kebangkitan militan Islamic State di Suriah dan menyerukan agar adanya progres politik antara pemerintah Damaskus dan oposisi untuk mengakhiri perang.
Cina sendiri telah lama mengkhawatirkan etnis Uighurs yang berada di wilayah Zinjiang di Cina Barat. Cina mengklaim etnis Uighurs telah melakukan perjalanan tersembunyi menuju Suriah dan Irak untuk bertarung dengan kelompok-kelompok Islam di sana.