Washington DC, Teritorial.Com – Presiden terpilih Joe Biden akan mencalonkan Antony Blinken sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, Blinken pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri dan Wakil Penasihat Keamanan nasional di bawah masa kepemimpinan Obama.
Lulusan Harvard University dan Columbia Law School ini memulai karir politik luar negerinya selama pemerintahan Clinton. Blinken bekerja sebagai Direktur Staf Demokrat untuk Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS dari 2002 hingga 2008, di mana dia bekerja dengan Biden. Kemudian Blinken menjabat sebagai penasihat keamanan nasional Wakil Presiden Biden.
Dilansir National Public Radio, pemilihan Blinken untuk posisi tersebut dinilai sebagai sebuah signal kembalinya AS pada kebijakan luar negeri yang lebih tradisional dan mendukung hubungan internasional yang kuat.
Jika Blinken benar menjabat posisi tersebut, tugas awalnya akan sangat berfokus pada perbaikan hubungan antara Washington dengan pemerintahan lain dan sekutu AS yang telah “menegang” di bawah kebijakan “Amerika First” Presiden Trump, di mana aliansi yang telah terjalin kerap “ditantang”.
Tidak hanya itu, Blinken juga akan ditugaskan untuk meningkatkan kinerja Departemen Luar Negeri, yang telah mengalami pergantian susbtansial di bawah pemerintahan Trump, dengan banyaknya diplomat lama dan staf karir yang pergi.
Laporan Kantor Inspektur Jenderal (OIG) dari bulan Januari menemukan bahwa, “Masalah manajemen tenaga kerja telah tersebar luas, mempengaruhi program dan operasi di dalam negeri serta luar negeri serta di seluruh area fungsional dan wilayah geografis.”
“Pemberhentian” perekrutan yang diperintahkan oleh Trump pada 2017 dan berlangsung hingga 2018, mempersulit kemampuan agensi untuk mempertahankan mutu kepegawaian, lanjut laporan itu.
“Para karyawan mengatakan kepada OIG bahwa pemberhentian perekrutan berkontribusi pada beban kerja yang berlebihan, dan kurangnya transparansi tentang tujuan yang ingin dicapai. Pemberhentian perekrutan juga menyebabkan beberapa orang khawatir kehilangan pekerjaan mereka,” kata laporan itu.
Sementara itu, Susan Rice, mantan penasihat keamanan nasional di bawah Obama, dikabarkan masuk dalam daftar yang akan mengisi jabatan tertinggi Departemen Luar Negeri. Namun, dengan memilih Blinken, Biden menghindari apa yang mungkin menjadi pertarungan Senat atas pencalonannya.
Rice akan menghadapi kritik atas penanganan serangan teroris yang terjadi di kompleks diplomatik AS di Benghazi, Libya, pada tahun 2012. Di bawah tekanan tahun itu, Rice tidak mempertimbangkan jabatan menteri luar negeri setelah Hillary Clinton mengundurkan diri dari jabatan tersebut.
Biden juga dikabarkan akan mempertimbangkan Senator Demokrat Delaware Chris Coons, tetapi pilihan itu akan menempatkan kursi Senat lain dalam perselisihan seperti halnya Demokrat menunggu dua pemilihan putaran kedua yang akan menentukan partai mana yang mengendalikan majelis.
Selain Blinken, tim Biden juga mengumumkan sejumlah pilihan pejabat tinggi untuk posisi yang terkait kebijakan luar negeri dan keamanan nasional pada hari Senin (23/11).
Di antara mereka adalah Jake Sullivan, yang akan menjabat sebagai penasihat keamanan nasional dalam pemerintahan baru. Sullivan menjabat sebagai penerus Blinken sebagai penasihat keamanan nasional mantan wakil presiden dan sebelumnya bekerja di Departemen Luar Negeri di bawah Hillary Clinton.
Biden juga dikabarkan akan menunjuk Linda Thomas-Greenfield, seorang diplomat berpengalaman dengan lebih dari tiga dekade pengalamanan bertugas di Dinas Luar Negeri, sebagai duta besar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.