Korea Selatan, Teritorial.Com – Terbukti terlibat dalam politik praktis mendukung keterlibatan salah satu kepentingan kekuasaan di Korea Selatan, Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in, mengganti komandan unit intelijen militer.
Keterlibat kepala intelijen dalam serangkaian skandal termasuk intervensi politik, merupakan bentuk pelanggaran kewenangan pihak intelijen terhadap istana kepresidenan Korsel.
Pejabat di istana presiden Korea Selatan, Blue House, Yoo Young-chan menjelaskan kepada wartawan mengenai Presiden Moon menunjuk Letnan Jenderal Nam Young-sin sebagai komandan intelijen militer menggantikan Letnan Jenderal Lee Suk-koo yang dicopot, seperti dikutip dari Xinhua.net.com, Jumat, 3 Agustus 2018.
“Presiden Moon menunjuk Letnan Jenderal Nam Young-sin sebagai komandan baru Komando Keamanan Pertahanan (DSC) untuk menggantikan Letnan Jenderal Lee Suk-koo yang memimpin DSC sejak September tahun lalu,” kata sekretaris pers senior presiden, Yoon Young-chan, seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (4/8/2018).
Nam Young-sin berasal dari Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat Korsel. Ia adalah seorang perwira militer veteran dalam operasi peperangan khusus dan manuver lapangan. Moon Jae-in memberikan pengarahan terkait laporan komite reformasi DSC. Ia juga memerintahkan pembentukan komando DSC baru yang secara historis merubah lembaga itu melalui reformasi mendasar.
Moon memerintahkan semua anggota DSC yang terlibat dalam dugaan ilegalitas dikembalikan ke unit asli mereka. Ia juga mengatakan kepala inspektur non-militer di dalam DSC harus menyelidiki sepenuhnya kesalahan apa pun di dalam unit intelijen itu.
Pejabat di istana presiden Korea Selatan, Blue House, Yoo Young-chan menjelaskan kepada wartawan mengenai Presiden Moon menunjuk Letnan Jenderal Nam Young-sin sebagai komandan intelijen militer menggantikan Letnan Jenderal Lee Suk-koo yang dicopot, seperti dikutip dari Xinhua.net.com, Jumat, 3 Agustus 2018.