Moskow, Teritorial.Com – Awal 2018, Presiden Vladimir Putin mengumumkan Rusia sedang dalam peningkatan pertahanan strategisnya di tengah meningkatnya penempatan senjata dan pasukan NATO di perbatasan dekat Rusia. NATO atas usulan Amerika Serikat berupaya membangun perisai pertahanan rudal di Eropa, dan rencana ini menghabiskan lebih dari satu triliun dolar untuk memodernisasi persenjataan nuklirnya.
Dilansir dari Sputniknews, beberapa waktu lalu, Wakil Menteri Pertahanan dan Industri Luar Angkasa Rusia Yuri Borisov mengkonfirmasi bahwa Rusia sedang gencar memperbarui sistem persenjataan strategis seperti yang diungkapkan oleh Putin selama pidato di depan anggota parlemen, Maret.
“Senjata presisi tinggi, sistem informasi yang serius, dan inovasi di bidang senjata strategis, semua berada di jalur yang akan disampaikan di bawah program senjata negara untuk 2018-2027,” kata Borisov.
Ia menekankan bahwa perusahaan Krasnoyarsk secara spesifik terlibat dalam pengembangan sistem persenjataan strategis yang baru.
Borisov juga mencatat bahwa tanggung jawabnya termasuk fokus khusus pada diversifikasi industri pertahanan untuk memasukkan lebih banyak produksi sipil.
“Pada 2017, produk sipil yang diproduksi di perusahaan pertahanan berjumlah 17,2 persen dari total,” katanya.
Sebelumnya, Putin menetapkan industri pertahanan harus meningkatkan pangsa produk sipil dalam portofolio industri pertahanan menjadi 30 persen pada 2025, dan 50 persen pada 2030.
Awal bulan ini, wakil perdana menteri mendaftarkan setengah lusin sistem persenjataan Rusia baru yang telah dikerahkan atau dalam tahap akhir pembangunan, yang katanya lebih unggul dari senjata asing yang ada atau tengah dikembangkan.
Termasuk di dalamnya rudal balistik antarbenua Sarmat, tank tempur utama T-14 Armata, pesawat tempur siluman generasi kelima Sukhoi Su-57, sistem pertahanan udara S-500, anti-balistik Nudol/sistem pertahanan rudal, dan sistem pengacau satelit Tirada-2S. Semua sistem ini diharapkan akan memenuhi persenjataan militer Rusia dalam skala besar pada 2027
Pekan lalu, Kementerian Pertahanan Rusia merilis video uji coba dan penempatan enam sistem senjata baru Rusia, termasuk ICBM Sarmat, torpedo nuklir Poseidon, rudal jelajah nuklir Burevestnik, rudal hipersonik Kinzhal dan Avangard, serta senjata laser Peresvet.
Rusia diperkirakan akan melengkapi persenjataan kekuatan strategisnya pada pertengahan hingga akhir 2020-an dan memasang ICBM baru dan sistem pertahanan terkait, memasang rudal terbaru yang mampu diluncurkan dari kapal selam dan rudal jelajah strategis baru yang akan dipasang pada pesawat terbang.