Vatikan, Teritorial.com – Perayaan Natal 2017, diwarnai dengan wujud simpatik dan empati terhadap penderitaan warga Palestina. Dukungan Trump bahwa Yarusalem sebagai Ibukota Israel, tentunya membawa luka tersendiri bagi penduduk setempat dan masyarakat internasional yang melihat hal tersebut sebagai bentuk penjajahan.
Saat perayaan Natal senin 25/12/2017 kemarin, Bediri di atas mimbar megah balkon Gereja St Peter’s Basilica Vatican, Roma Itali, Paus Franssiskus mengingatkan kembali kepada dunia bahwa yang terpenting saat ini untuk Palestina adalah negosisasi untuk kesepakatan mengakhiri konflik antara Israel-Palestina, dengan upaya two-state solution.
Dihadapan ribuan ummat Nasrani yang menghadiri perayaan Natal tersebut, Paus dengan tegas menentang aksi sepihak yang dilakukan oleh Trump. “Trump telah melakukan hal yang diluar batas, pendekatan sangat tidak masuk akal dan melanggar konstitusi hukum internasional”, Pidato Paus fransciskus dilansir dari news.sky.com senin, 25/12/2017.
Perayaan Natal di tempat lainnya Uskup Agung dari Canterbury Justin Welby, yang memimpin upacara Natal di Gereja Katederal Cabterbury, dengan nada keras, dalam pidatonya Welby memgatakan “Trump tidak ubahnya sebagai pemimpin populis yang mencoba menipu rakyat mereka sendiri untuk sebuah ambisi dan dukungan atas kekuasaan, dan dengan kekuatan yang dimilikinya Trump terus berupaya mencengkramkan kekuasaanya atas entitas lain”, ujar Welby disambut gemuruh tepuk tangan dari seluruh jammaah yang ikut hadir di perayaan Natal.
“Sepanjang tahun 2017 dunia telah menyaksikan sandiwara para pemimpin populis yang berusaha terus memperbudak masyarakatnya, mereka bertindak korup merampok apa yang mereka hendaki, ketika demokrasi hanya menjadi alat guna menutupi kebodohan dan ketamakan mereka yang samasekali tidak memperhitungkan kehidupan manusia”, tegasnya
Welby menambahkan, Trump semakin menambah kebencian di kalangan ummat Muslim. Uskup Agung baru baru ini mengecam keras propaganda Trump bersama para kelompok garis keras di Inggris yang dengan sengaja menayangkan video anti-Muslim, yang berisikan tentang protes keras terhadap kebijakannya mendukung Yerusalam Ibukota Israel. Di dalam Video tersebut Trump digambarkan sedang tertawa dan asyik menikmati lagu lagu yang disajikan, disaat seluruh rakyat Palestina berusaha merebut kembali apa yang mereka anggap sebagai haknya.
“Menyebar kebiencian dengan Ummat Muslim adalah kesalahan besar Trump, dan Trump harus bertanggungjawab atas hal itu, kerena kebencian tidak akan pernah menyelesaikan masalah, bentuk propaganda anti-Muslim hanya akan menyudutkan dirinya dan Amerika, karena bukan hal seperti itu yang semestinya dilakukan oleh Trump”, tambahnya.
Di sela-sela acara perayaan tersebut, Pemimpin Uskup Agung Cabterbury menyempatkan doa untuk saudara-saudara Muslim di seluruh dunia yang sampai hari ini kerap kali mendapatkan perlakuan yang dzalim dari para pemimpin-pemimpin yang diktaktor, sebagaimana yang juga menimpa warga Rohingya di Myenmar. (SON)