Beijing, Teritorial.com – Seolah tak berujung ketegangan di Laut Cina Selatan (LCS) kembali memanas, Angkatan Udara Tiogkok mengerahkan pesawat jet tempur siluman generasi kelima J-20 untuk bergabung dalam barisa Rakyat (PLA).
Kebijakan tersebut diambil karena tidak hanya berhadapan dengan Amerika Serikat (AS) empat negara aliansi AS di Asia seperti Korsel, India, Jepang dan Australia kini masuk dalam kategori negara membahayakan bagi Tiongkok khususnya di LCS.
Menanggapi hal tersebut dikutip dari smh.com.ua (27/2/2018) Pejabat senior Pentagon mengisyaratkan kepada pemerintah AS bahwa hal tersebut tidak lagi sebatas 12 mill laut teritorial Tiongkok ditengah isu konflik LCS, “hal ini lebih kepada upaya penguatan klaim kedaulatan secara utuh atas wilayah LCS”, ucap pejabat senior militer AS di Asia-Pasifik Randy Schriver.
AS-Tiongkok kini berada pada pusaran konflik yang luar biasa, pernyataan keras juga dikeluarkan oleh pihak Tiongkok melalui Wang Mingzhi, profesor di Akademi Komando Angkatan Udara PLA mengatakan, AS sering mengirim pesawat jet tempur silumannya ke dekat wilayah China. Hal itu menjadi ancaman langsung bagi Beijing.
Kekhawatiran Tiongkok semakin diperkuat dengan fenomena modernisasi sekligus persaingan alutsista yang terjadi akhir-akhir ini, dimana Jepang, Korsel dan India, juga mengimpor dan mengembangkan jet siluman semacam itu.
”J-20 telah mengubah situasi di mana jet tempur non-stealth harus melakukannya untuk menghadapi jet tempur siluman,” kata Wang, yang dilansir Selasa (27/2/2018). Dia menambahkan, langkah operasional J-20 sekaligus untuk mendukung keamanan udara China.
Presiden AS Donald Trump dalam konfrensi pers mengatakan bahwa mengharapkan keterlibatan Australia dengan menekankan pada patroli Angkatan Laut dengan tujuan untuk menjadikan kembali LCS sebagai zona bebas pelayaran.
Proyeksi pertahanan Tiongkok kini tengah terpusat pada pembagunan pangkalan disejumlah pulau buatan di sepanjang wilayah LCS, kepemilikan atas area konflik LCS menjadi penentu bagi masa depan eksistensi Tiongkok menjadi negara maju di Asia. “Pentagon telah mewanti-wanti akan hal ini tinggal bagaimana pekembangan keamanan untuk perdamaian di LCS”, uangkapnya.
Sebagai upaya jalan keluar, AS melalui Indo-Pasifik menhadirkan solusi ditengah konflik yang berkecamuk saat ini, menjadi kawasan bebas dan terbuka digadang menjadi nilai lebih yang akan didambakan oleh setiap neagra di kawasan saat ini. (SON)