Washington D.C, Teritorial.com – Tujuan menciptakan stabilitas keamanan kawasan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe setuju bahwa penting untuk sepenuhnya membongkar senjata nuklir Korea Utara (Korut) dan program rudal balistiknya.
Demikian yang dikatakan oleh Gedung Putih, saat mengkonfirmasi lanjutan soal tim loby AS yang kini tengah berada di Pyaongyang. Para pemimpin AS dan Jepang akan bertemu sebelum pertemuan puncak dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un, yang kembali sesuai jadwal pada 12 Juni di Singapura hanya beberapa hari setelah Trump mengumumkan ia membatalkannya.
Abe dan Trump berbicara melalui telepon sehari setelah para pejabat AS dan Korut bertemu di sebuah desa gencatan senjata di perbatasan untuk mempersiapkan KTT. “Selama pembicaraan telepon itu, keduanya membahas perkembangan terakhir di Korea Utara dan menegaskan mereka akan bertemu lagi untuk melanjutkan koordinasi lebih dekat sebelum pertemuan yang diharapkan antara Amerika Serikat dan Korea Utara,” kata pernyataan Gedung Putih.
KTT tersebut tentunya akan menjadi sejarah pentig sejak berdirinya Korea Utara sebagai sebuah negara. “Presiden dan perdana menteri Jepang menegaskan keharusan bersama untuk mencapai pembongkaran lengkap dan permanen senjata nuklir, kimia dan biologi Korea Utara serta program rudal balistik,” imbuhnya pernyataan itu seperti dikutip dari AFP, Selasa (29/5/2018)
Washington ingin Korut segera menyerahkan semua senjata nuklirnya dengan cara yang dapat diverifikasi sebagai imbalan atas sanksi dan bantuan ekonomi.
Sementara Pyongyang memiliki pandangan yang berbeda tentang denuklirisasi. Dihinggapi dilama keamanan, Korut hingga kini tentunya masih menyimpan kekhawatiran, dimana tidak menutup kemungkinan tanpa senjata nuklir para negara barat justru akan kembali benar-benar menindas mereka.
Ancaman tentunya timbul untuk Korut tersendiri dimana negaranya menjadi rentan jika menyerahkan senjata nuklir, terutama ketika penempatan pasukan AS akan tetap dipertahankan untuk tujuan kehadiran militer di sepanjang Samudera Pasifik. (SON)