Washington. D.C., Teritorial.com – Polemik peredaran senjata api kembali mulai meresahkan sisi keamanan masyarakat bahkan di negara maju seperti seperti Amerika.
Presiden Amerika Donald Trump seperti yang dilansir darir laman voaindonesia.com Kamis (22/2/2018) memperjelas pendapatnya tentang pengendalian senjata api. Ia mengatakan hanya menginginkan 20 sampai 40 persen guru yang paling terlatih untuk membawa senjata tersembunyi guna menggagalkan pembantaian di sekolah.
Trump mengatakan akan memperkuat pemberlakuan pemeriksaan latar belakang yang menyeluruh terhadap pembeli senjata, menaikkan usia pembeli senapan serbu dari 18 menjadi 21 tahun dan mengakhiri penjualan “bump stock”, alat yang memungkinkan senjata api memuntahkan peluru lebih banyak dan lebih cepat.
Dalam pertemuan di Gedung Putih dengan pemuka negara bagian dan pejabat setempat, Trump mengatakan, “Tidak ada yang lebih penting daripada melindungi anak-anak kita”, ujar orang nomor satu di Amerika itu.
Trump, dalam komentar sebelumnya di Twitter, mengatakan jika guru yang terlatih dengan baik dilengkapi senjata tersembunyi, mereka bisa “segera balas menembak jika ada orang sakit jiwa yang datang ke sekolah dengan niat buruk. Guru yang terlatih juga akan menjadi penghalang bagi pengecut yang melakukan itu. Lebih banyak keuntungannya dengan lebih murah daripada penjaga”, ujar Trump dalam akun twitter resmi miliknya.
Pendapatnya tentang senapan terjadi sehari setelah bertemu di Gedung Putih dengan korban yang selamat dari penembakan di gedung sekolah dan keluarga korban.
Dalam cuitan di Twitter, Trump mengatakan sekolah-sekolah di Amerika yang menyatakan diri “zona bebas senjata” adalah “magnet bagi orang-orang jahat,” tetapi jika beberapa guru yang dipersenjatai, “SERANGAN AKAN BERAKHIR!”