Teritorial.com – Upaya pemerintah dalam membenahi wisata di sekitar Danau Toba kini sudah dapat dirasakan oleh masyarakat. Selain itu pelayanan yang nyaman dari para petugas dilapangan, diharapkan dapat membantu kekayaan alam, sejarah, dan budaya Danau Toba makin dikenal hingga ke pelosok dunia.
Berbagai komponen utama pariwisata—atraksi, amenitas, dan aksesibilitas—dari kelas standar hingga premium dapat dinikmati oleh para pengunjung yang ingin menghabiskan masa liburannya di Danau Toba.
Danau Toba merupakan danau vulkanik terbesar di dunia dengan luas kawah mencapai 1.145 kilometer persegi. Danau yang dulunya berupa gunung vulkanik ini sempat mempengaruhi kondisi cuaca dunia saat ledakan Gunung Toba yang terjadi 74 ribu yang lalu.
Letusan Gunung Toba, menurut jurnal penelitian Michael Rampino dan Stephen Self (1993), mengungkapkan bahwa magma yang dimuntahkan jumlahnya mencapai 2800 kilometer kubik.
Separuh wilayah bumi terkena dampak menyebarnya debu vulkanik yang dimuntahkan letusan gunung tersebut dan menyebabkan perubahan cuaca sehingga mengubah lanskap peradaban dunia.
Akibat letusan Gunung Toba tersebut akhirnya terbentuklah Danau Toba yang di tengah danau tersebut berdiam Pulau Samosir. Di tengah Pulau Samosir juga terdapat “danau di atas danau”, yakni Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang.
Saat ini Danau Toba tercatat menjadi salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas di Indonesia. Pengunjung yang datang ke Danau Toba dapat menikmati pesona pegunungan hijau dengan udara yang masih segar serta air jernih dari Danau Toba yang dapat menyegarkan pikiran para pengunjung.
Danau dengan panjang 100 km dan lebar 30 km tersebut di kelilingi oleh 7 kabupaten yang ditinggali oleh sejumlah masyarakat yang tidak terpisahkan dari kehidupan di wilayah Danau Toba
Kelompok masyarakat inilah yang berperan penting dalam merawat khazanah kultural di sekitar Danau Toba, mulai dari sistem sosial, bahasa, hingga gastronominya
Sebagai salah satu destinasi wisata prioritas di Indonesia, pemerintah telah menyiapkan berbagai kemudahan untuk mengakses keindahan di Danau Toba. Bagi pengunjung yang akan menggunakan pesawat, ada dua bandara yang menyediakan rute menuju Danau Toba, yakni Bandara Silangit dan Kualanamu.
Sementara itu perjalanan laut bisa ditempuh via Pelabuhan Belawan, Kuala Tanjung, dan Tanjung Balai Asahan. Sedangkan pegunjung yang menggunakan jalur darat bisa melalui tol dan jalan lingkar luar Danau Toba sepanjang 360 kilometer.
Pengunjung yang akan berpelesir hingga Pulau Samosir dapat menggunakan jalan lingkar Pulau Samosir sepanjang 145 kilometer. Bagi pelancong yang ingin berkeliling (tanpa mampir) bisa menggunakan jalan tersebut.
“Jalanan bagus sekarang. Sekitar tahun 2007–2008, mengelilingi Samosir bisa sehari. Sekarang mengelilingi Samosir bisa setengah sehari,” kata Ita Siregar, wisatawan lokal yang pernah berwisata ke Danau Toba.
Akses untuk menuju Pulau Samosir itu sendir dapat ditempuh melalui enam jalur penyeberangan danau. Keenam jalur tersebut menyediakan fasilitas penyeberangan seperti feri, kapal penumpang umum, dan speed boat.
Setiap 1 jam sekali dengan durasi perjalanan sekitar 30 menit, KMP Tao Toba I (khusus hari libur nasional) dan KMP Tao Toba II (beroperasi setiap hari) akan membantu pengunjung untuk menyeberang dari Ajibata di Parapat menuju Tomok.
Pulau Samosir juga bisa dijangkau via Dermaga Muara-Sepinggan di Nainggolan, menggunakan KMP Sumut II dengan waktu tempuh 50 menit. Namun kapal ini hanya beroperasi pada akhir pekan.
Bagi para pengunjung yang datang dari Medan, akan lebih dekat bila anda menyeberang dari Pelabuhan Tigaras menuju Pelabuhan Simanindo menggunakan KMP Sumut II.
Masih ada 9 kapal penumpang umum lain yang beroperasi di dermaga-dermaga kecil, seperti Balige, Ajibata, Haranggaol dan Tiga Raja, dengan tujuan Onan Runggu, Nainggolan, Mogang, Simanindo, Pangururan, dan Tomok (Lopo Parindo).
Jadwalnya keberangkatan kapal-kapal tersebut sangat variatif, mulai 1 hingga 10 kali dalam sehari. Jika anda ingin menyeberang dengan kapal wisata dari Ajibata menuju Tomok (14 kali perjalanan sehari) atau dari Tiga Raja menuju Tuktuk (8 kali perjalanan sehari) anda hanya perlu menambah ongkos beberapa ribu rupiah saja.
Pengunjung yang tidak bermasalah untuk merogoh koceknya lebih dalam, mereka dapat menggunakan speed boat untuk mendatangi Pulau Samosir. Meskipun mahal dengan goncangan ombak yang lebih terasa dibandingkan menggunakan kapal besar, speed boat akan memberikan kepuasan tersendiri bangi pengunjung yang ingin mengelilingi Danau Toba.