TERITORIAL.COM, JAKARTA – Pernahkah kamu bertanya-tanya, dari semua jari yang ada, mengapa cincin pernikahan harus disematkan di jari manis?
Tradisi ini sudah ada sejak lama dan diikuti oleh banyak budaya di seluruh dunia. Ternyata, ada makna dan sejarah yang menarik di baliknya, loh!
Jari Cinta dari Romawi Kuno
Sejarah paling populer datang dari peradaban Romawi Kuno. Mereka percaya bahwa ada pembuluh darah khusus yang disebut Vena Amoris, atau “pembuluh cinta,” yang langsung terhubung dari jari manis kiri ke jantung.
Dengan mengenakan cincin di jari ini, pasangan secara simbolis menghubungkan hati mereka satu sama lain.
Meskipun ilmu pengetahuan modern telah membantah keberadaan Vena Amoris, simbolisme romantis ini tetap bertahan dan menjadi alasan utama di balik tradisi ini.
Simbolisme yang Kuat
Selain alasan historis, ada beberapa simbolisme lain yang membuat jari manis menjadi pilihan yang tepat.
- Tanda Komitmen: Jari manis adalah jari yang paling jarang digunakan dalam aktivitas sehari-hari dibandingkan jari telunjuk, tengah, atau jempol. Hal ini membuat cincin pernikahan tidak mudah rusak atau mengganggu aktivitas. Posisi ini juga membuat cincin lebih menonjol sebagai simbol komitmen yang terlihat.
- Makna Keseimbangan: Dalam beberapa kepercayaan Tiongkok kuno, setiap jari memiliki makna yang berbeda. Jari jempol melambangkan orang tua, jari telunjuk melambangkan saudara, jari tengah melambangkan diri sendiri, jari kelingking melambangkan anak, dan jari manis melambangkan **pasangan hidup**. Ini menunjukkan bahwa hubungan suami istri adalah fondasi utama yang menyatukan seluruh keluarga.
- Aspek Praktis: Di banyak budaya, tangan kiri dianggap sebagai tangan yang lebih jarang digunakan atau “tangan hati,” menjadikannya lokasi ideal untuk simbol cinta. Namun, ada juga budaya yang memakai cincin nikah di tangan kanan, seperti di India, Jerman, dan Rusia. Ini menunjukkan bahwa tradisi bisa berbeda-beda, tetapi maknanya tetap sama: pengikat janji suci.
Tradisi yang Terus Berlanjut
Meskipun Vena Amoris hanya mitos, tradisi ini tetap hidup dan terus diwariskan dari generasi ke generasi. Setiap kali kita melihat cincin yang melingkar di jari manis, kita diingatkan akan janji suci dan cinta abadi yang diwakilinya.
Jadi, cincin pernikahan bukan sekadar perhiasan.
Ia adalah simbol, warisan, dan pengingat akan ikatan yang tak terpisahkan antara dua hati.
(*)