Kultura

Festival FIlm Desa, Dorong Talenta Lokal dan Ekonomi Berantai

Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD), Samsul Widodo, yang memberikan arahan terkait Sosialisasi dan Launching Festival Film Desa. (Sumber: SWA)

TERITORIAL.COM, JAKARTA — Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) mendorong pengembangan ekonomi kreatif di desa melalui Festival Film Desa 2025. 

Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD), Samsul Widodo, menjelaskan bahwa festival ini bertujuan menjadi wadah ekspresi sekaligus pemberdayaan warga desa di tengah pesatnya digitalisasi.

“Festival ini membuka peluang bagi desa untuk menumbuhkan talenta baru, termasuk kepala desa yang memiliki minat menjadi sutradara,” ujar Samsul Widodo, saat memberikan arahan dalam Sosialisasi dan Launching Festival Film Desa di Jakarta, Senin.

Inspirasi dari Kepala Desa dan Pegiat Lokal

Festival Film Desa lahir dari inisiatif sejumlah kepala desa dan pegiat lokal yang sudah aktif memproduksi film pendek bertema sosial dan kearifan lokal. 

Samsul menekankan bahwa pemerintah ingin membangun jejaring produksi film desa secara nasional agar kreativitas tidak berhenti di komunitas tertentu saja.

Dengan jaringan nasional ini, desa-desa dapat berbagi pengalaman, sumber daya, dan peluang distribusi, sehingga film buatan desa dapat menjangkau audiens lebih luas.

Samsul menuturkan bahwa kemajuan teknologi membuat produksi film semakin mudah diakses, sehingga warga desa pun bisa menghasilkan karya berkualitas dan menyalurkan ide serta kreativitas mereka secara efektif.

Festival ini menjadi sarana bagi masyarakat desa untuk mengasah kemampuan dan mengekspresikan cerita lokal.

Potensi Ekonomi Berantai dari Perfilman Desa

Selain mengembangkan kreativitas, Kemendes PDT melihat potensi besar dari sektor perfilman desa untuk menciptakan efek ekonomi berantai. 

Produksi film dapat menggerakkan jasa dokumentasi, penyewaan peralatan, kuliner, hingga pariwisata lokal. Dengan demikian, film menjadi salah satu pilar penggerak ekonomi kreatif di desa.

“Festival ini membuktikan bahwa ekonomi kreatif bisa tumbuh dari desa yang kaya ide dan cerita, tidak hanya dari kota besar,” tambah Samsul.

Puncak Festival dan Penghargaan

Festival Film Desa 2025 akan mencapai puncaknya pada 15 Januari 2026 di Kabupaten Boyolali, bertepatan dengan peringatan Hari Desa. 

Pemenang festival akan menerima Piala Menteri Desa, sertifikat, dan hadiah hiburan berupa perangkat elektronik untuk mendukung kegiatan kreatif mereka selanjutnya.

Desa Sebagai Pusat Kreativitas dan Inovasi

Kemendes PDT berharap desa-desa Indonesia tidak hanya berkembang secara fisik, tetapi juga menjadi pusat kreativitas dan inovasi ekonomi digital. 

Festival Film Desa 2025 menjadi langkah strategis pemerintah untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan kreatif, memperkuat budaya lokal melalui film, dan mendorong desa menjadi lebih berdaya serta mandiri di era digital.

kaylalayalia

About Author

You may also like

Kultura

Teori Denny JA tentang Agama di Era AI Mulai Diajarkan di Kampus

Jakarta, 15 Februari 2025 — Mulai semester genap tahun 2025, pemikiran Denny JA mengenai agama dan spiritualitas di era Artificial
Kultura

Teori Denny JA Melengkapi Sosiologi Agama

Jakarta, 16 Februari 2025 – Revolusi Artificial Intelligence (AI) telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia, termasuk cara kita memahami dan beragama.