TERITORIAL.COM, JAKARTA – Masjid Baiturrahman menjadi salah satu destinasi wisata religi utama di Aceh karena keindahan arsitekturnya.
Kubah hitam pekat yang ikonik serta menara-menara tinggi yang berdiri megah jadi ciri khas dari masjid ini.
Bukan hanya jadi tempat ibadah masyarakat muslim, masjid ini juga jadi simbol sejarah, perjuangan, dan identitas Aceh.
Masjid ini juga menjadi magnet bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam budaya dan kekayaan sejarah Islam di Indonesia.
Tujuh jubah besar dan delapan menara tinggi yang menciptakan panorama estetik nan memukau menjadikan masjid ini jadi makin indah dan sempurna.
Di pelatarannya, tampak berdiri payung-payung hidrolik raksasa yang mirip seperti di Masjid Nabawi, ditambah dengan kolam air mancur yang memantulkan cahaya indah di malam hari.
Kesan eksotis juga tampak karena tanaman pohon kurma di area masjid yang juga membuat lingkungan sekitar jadi makin sejuk.
Masjid Raya Baiturrahman ini juga menyimpan nilai sejarah dan perjuangan mendalam.
Tempat ini jadi saksi bisu perjalanan panjang masyarakat Aceh, mulai dari terbunuhnya Jenderal Johan Harmen Rudolf Kohler, panglima militer Belanda saat menyerang Kutaraja, konflik Aceh, bencana tsunami 2004, hingga era modern saat ini.
Saat mengunjungi masjid ini, wisatawan pun akan makin terkesan dengan kesempatan menaiki menara masjid untuk menikmati panorama Banda Aceh dari ketinggian.
Dengan harga tiket masuk yang terjangkau, pengunjung dapat melihat keindahan kota dari sudut pandang berbeda.
Tak heran jika Masjid Raya Baturrahman disebut sebagai jantung Aceh, tempat di mana keimanan, sejarah, dan keindahan berpadu, membuatnya jadi destinasi yang wajib dikunjungi.
(*)